I made this widget at MyFlashFetish.com.


Jumat, 27 Juni 2014

Testimoni Mata Kuliah Paedagogi

Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang menarik perhatian saya. Saat menjalani mata kuliah ini banya kejadian dan pelajaran menarik yang dapat saya jadikan pelajaran yang berharga. Seperti saat terjadi konflik, membuat saya menjadi mahasiswa yang lebih berkomitmen dan bertanggung jawab. Saat pengerjaan tugas, menjadikan saya lebih memahami tentang apa itu konsep pedagogi dan bagaimana pelaksanaannya. Dan setelah mengikut mata kuliah ini saya lebih mengetahui lagi pedagogi itu apa dari yang selama ini saya ketahui. 
Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami dalam mata kuliah ini waktu, bimbingan, kesabaran, dan pengertian selamamata kuliah ini berlangsung. Terima kasih juga kepada teman-teman anggota kelompok yang telah melaksanakan tugas kelompok dengan baik.

Review Presentasi Hasil Tugas Kelompok 10

Presentasi hasil tugas kelompok yaitu rancangan kegiatan pembelajaran pedagogi yang diberikan kepada 5 orang anak yang duduk di bangku kelas 3 SD (Sekolah Dasar). Presentasi dilakukan secara acak, dan terpilihlah kelompok 10 untuk presentasi pertama di hari Senin, 2 Juni 2014. Untuk bahan yang mau dipresentasikan sudah disiapkan kelompok di minggu-minggu sebelumnya. Saat mau mulai presentasi, kelompok kurang melakukan persiapan di alat-alat presentasi seperti laptop, isi flashdisk yang tidak bisa terbaca, jadi cukup memakan waktu kira-kira lebih 5 menit.

Saat presentasi, kelompok mempresentasikan hasil tugas kelompok dengan baik dan cukup jelas. Saat ada sesi tanya jawab juga, kelompok bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan juga lebih memberikan penjelasan yang baik. Dan untuk komentar dari teman-teman yang lain lebih kepada slide yang di buat kelompok, menurut mereka, slide sudah cukup menarik dalam segi tampilannya, tetapi pas ditulisannya kurang disesuaikan dengan tampilan slide, dan untuk isi slidenya tidak terlalu sinkron dengan penjelasan yang diberikan kelompok, masih ada yang tidak dirincikan dalam slide tetapi dijelaskan dengan baik oleh kelompok.


Secara keseluruhan kelompok sudah berusaha menyampaikan dengan baik, dan melaksanakan tugas ini dengan baik juga. 

Minggu, 13 April 2014

HASIL WAWANCARA GURU

BAB I
PENDAHULUAN

       Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Betapa mulia dan besar jasa seorang guru dalam menyumbang kemajuan suatu bangsa. Gurulah yang mengantarkan manusia-manusia Indonesia menuju kepada keberhasilannya. Pengorbanan dan jerih payah para guru tidak dapat tergantikan, bahkan dengan penghargaan sekali pun. Tidak letih-letihnya guru memberikan pengajaran kepada anak didiknya agar anak didiknya itu menjadi sosok yang berguna bagi nusa dan bangsa. Saya sangat bangga dan menghormati guru-guru saya yang sudah memberikan ilmunya kepada saya. Sejak saya duduk di bangku TK (Taman Kanak-kanak) sampai saya duduk dibangku kuliah saya sudah merasakan betapa besarnya pengorbanan guru-guru saya untuk menjadikan anak didiknya menjadi sukses.
     Saya memahami pengajaran dari seorang guru itu sejak saya duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Karena di usia ini saya dapat mengenal dan mengetahui apa itu ilmu pengetahuan. Dari guru SD saya, saya mulai bisa tumbuh dengan ilmu pengetahuan yang dapat membawa saya kejenjang sekolah selanjutnya. Saya melalukan wawancara dengan salah satu seorang guru Sekolah Dasar (SD). Guru ini merupakan adik kandung Ibu saya. Beliau sudah mengajar selama 10 tahun. Dari awal beliau mengajar, beliau sudah mengajar anak didiknya yang ada di kelas 1. Anak kelas 1 di SD merupakan anak-anak yang bagaikan kertas putih, yang kalau diberi coretan yang baik akan menjadi anak yang baik, dan jika diberi coretan yang buruk akan menjadi anak yang buruk. Beliau awalnya hanya seorang guru honorer. Tetapi karena keinginan beliau ingin menjadi seorang guru, beliau melanjutkan pendidikannya kejenjang S-1 pada umurnya yang sudah 30 tahun. Tetapi dengan beruntungnya beliau mendapat kesempatan pengangkatan dan Surat Keterangan (SK) menjadi guru tetap saat tahun 2008, dan tahun 2013 sudah mendapatkan sertifikasinya. Dan sampai sekarang masih tetap mengajar dan tetap di kelas 1 Sekolah Dasar.

BAB II
HASIL WAWANCARA

Identitas Guru:
Nama/Inisial                : MN
Usia                             : 44 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Pendidikan                  : S-1
Status                          : Guru SD (Salah satu guru SD di Panyabungan)
SK  Sertifikasi             : 2013
Lama mengajar            : 10 tahun (dari tahun 2004 – Sekarang)
Pengalaman mengajar : dari awal mengajar di SD tersebut sudah mengajar anak didik kelas 1

            Wawancara dilakukan pada 6 April 2014 pada pukul 17.00 - 17.30 WIB melalui saluran telepon. Wawancara melalui saluran telepon ini dilakukan karena jarak dari Medan ke Panyabungan sangat jauh membutuhkan perjalanan selama 12 jam. Wawancara ini dilakukan menggunakan beberapa pertanyaan yaitu bagaimana pandangan guru tentang pendidikan, apa motivasi yang mendasarinya, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, bagaimana pendekatannya dalam mengajar. Wawancara ini diawali dengan meminta persetujuan beliau untuk diwawancarai, kemudian menjelaskan kepada beliau tentang tujuan dilakukannya wawancara ini dan mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan wawancaranya. Wawancara pun berlangsung selama 20 menit.

Hasil wawancara:
Menurut beliau, pendidikan itu adalah menambah wawasan, membangun dan mendidik jiwa seseorang, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bermoral menjadi bermoral. Pendidikan yang beliau katakan ini sudah diterapkan beliau kepada anak didiknya. Beliau mengatakan pendidikan itu membuat seorang anak yang bersih seperti kertas putih yang kosong, kemudian berisi coretan-coretan tinta emas yang berarti.
Motivasi yang membuat beliau ingin menjadi seorang guru karena ingin membantu mengembangkan pendidikan terutama di SD. Tetapi setelah mengikuti sertifikasi, beliau ingin juga mengembangkan pendidikan di SMP dan SMA. Karena beliau ingin juga mengembangkan pendidikan dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang ini.
Menurut beliau, peserta didik adalah anak-anak yang sangat berharga, yang sangat disayangangi, apabila kita ingin memajukan dan mensejahterakan si anak, maka kita juga harus memajukan pendidikannya, dengan memberikan pemikiran yang baik bagi anak dan keterampilan yang baik juga. Beliau ingin menjadikan anak-anak seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya. Dan anak-anak juga terhadap beliau sangat menghormati dan menyayangi beliau, walaupun beliau dan anak-anak didiknya satu lingkungan dan dekat saat di luar sekolah, tetapi pas saat di lingkungan sekolah anak-anak tetap menghormati beliau saat di lingkungan sekolah.
Filosopi beliau ingin menjadi guru karena beliau ingin memberikan pengajaran dan membangun jiwa sianak dengan hati yang ikhlas, tulus dan tidak mengharapkan imbalan. Beliau ingin membuat anak-anak ini menjadi sesuatu yang luar biasa buat anak tersebut dapat membanggakan orang tuanya, guru-gurunya, serta bangsanya.
Pendekatan yang diguanakan dalam proses mengajar adalah mengikuti kurikulum 2013 yang sudah ada di sekolah tersebut. Kurikulum 2013 yang digunakan untuk anak didik beliau yang kelas 1 harus belajar melalui media. Tidak seperti dulu, apa yang guru katakan itu adalah yang harus siswa lakukan. Sekarang bahkan saat belajar tentang warna harus dibawa media tentang warna-warna tersebut, atau saat bercerita tentang awan, anak-anak langsung dibawa kelapangan untuk melihat awan. Saat ingin memasuki kelas beliau harus mempersiapkan materi dan media untuk materi tersebut, karena sekarang tidak semudah dulu lagi, guru datang hanya duduk saja dan menjelaskan apa yang dibuku saja.


BAB III
PEMBAHASAN

Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Dari hasil wawancara, guru yang diwawancarai sudah menggunakan sistem mengajar dengan mentransformasikan bahan ajar dan juga menggunakan media tertentu untuk mendukung bahan ajar yang akan diajarkan kepada siswa.
Semua guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 kriteria guru yang baik, yaitu :
a.       Confidence atau keyakinan diri sendiri. Guru yang diwawancara memiliki keyakinan terhadap dirinya sendiri ingin menjadikan siswa yang didiknya menjadi anak-anak yang terdidik dan berguna untuk semuanya.
b.      Patience atau kesabaran. Kesabaran yang dimiliki beliau sangat jelas terlihat dari kemauannya untuk mengajari anak didiknya yang duduk di kelas 1 SD. Kita tahu bahwa, anak-anak di kelas ini adalah anak-anak yang kebanyakan baru mulai belajar.
c.       True compassion for their student  atau memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya. Ini terlihat dari hasil wawancara yang dikatakan oleh beliau adalah peserta didik adalah anak-anak yang sangat berharga, yang sangat disayangangi, apabila kita ingin memajukan dan mensejahterakan si anak, maka kita juga harus memajukan pendidikannya, dengan memberikan pemikiran yang baik bagi anak dan keterampilan yang baik juga.
d.      Understanding atau pemahaman. Beliau juga memiliki pemahan tentang apa proses pembelajaran yang akan diberikannya, bukan hanya fokus terhadap bahan ajar yang diberikannya tetapi juga memberikan media pembelajaran yang lainnya untuk memudahkan siswanya memahami pelajaran.
e.       The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way atau kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda.  Beliau juga memberikan pengajaran harus sesuai dengan yang dipahami oleh semua anak didiknya.
f.       Dedication to excellence atau dedikasi untuk keunggulan. Beliau ini ingin menjadikan anak-anak seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya
g.      Unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan. Bagi beliau, peserta didik adalah anak-anak yang sangat berharga, yang sangat disayangangi, apabila kita ingin memajukan dan mensejahterakan si anak, maka kita juga harus memajukan pendidikannya, dengan memberikan pemikiran yang baik bagi anak dan keterampilan yang baik juga. Serta ingin menjadikan anak-anak seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya.
h.      Willingness to help student achieve atau kesediaan membantu siswa mencapai prestasi. Beliau ingin menjadikan anak-anak seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya. Ingin membantu anak didiknya untuk mencapai prestasi yang diinginkannya.
i.        Pride in student’s accomplishments atau bangga atas siswanya. Beliau sangat menghargai anak didiknya, dan ingin melakukan segala sesuatu yang baik untuk anak didiknya.
j.        Passion for life atau bergairah untuk hidup. Beliau tidak hanya tertarik ingin menjadi guru tetapi ingin membantu mengembangkan dunia pendidikan menjadi lebih baik lagi.
Pada proses pendekatan yang dilakukan oleh guru yang diwawancara sudah menuju pada pedagogi modern. Adapun beberapa defenisi pedagogi modern adalah :
a.       Pengajaran (teaching), yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembagan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilain formatif dan sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. Defenisi ini menempatkan guru pada posisi sentral.
b.      Belajar (learning), yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kristis, kerja samatim, keterampilan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalana waktu kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi dan pemahaman yang mendalam mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri, metakognisi kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar seumur hidup.
c.       Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
d.      Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan  dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave, 1978).
Dari defenisi ini dan hasil wawancara yang dilakukan guru ini sudah menerapkan pedagogi modern. Dimana saat melakukan proses pengajaran beliau sudah menggunakan media untuk membantu dalam memahami bahan ajar. Dan siswa juga dituntun untuk mencari sendiri pemahaman sendiri untuk bahan ajar tetapi tetap dibimbing oleh guru.

BAB IV
KESIMPULAN

Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Guru yang diwawancarai sudah mengembangkan pengajarannya sesuai dengan defenisi ini.
Guru yang diwawancara temasuk kedalam kualitas guru yang baik. Karena dari hasil wawancara dapat dilihat kalau guru ini menunjukkan keyakinan diri sendiri, kesabaran, memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, pemahaman, kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda, dedikasi untuk keunggulan, teguh dalam memberikan dukungan, kesediaan membantu siswa mencapai prestasi, bangga atas siswanya, dan bergairah untuk hidup.
Guru ini juga sudah menerapkan pedagogi modern dalam pendekatan pembelajaran yang diberikannya kepada anggota didiknya. Adapun defenisi pedagogi modern yang sudah diterapkannya adalah pengajaran, belajar, hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, dan hubungan mengajar dan belajar dengan semua pengaturan dan pada segala tahan usia.


BAB V
SARAN

Adapun saran yang akan diberikan kepada :
1.      Guru
Tetap menjadi seorang guru yang dapat membantu memajukan pendidikan. Tetap memberikan motivasi dan dukungan terhadap anak didik, dan terus berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada dalam dunia pendidikan
2.      Sekolah
Sekolah harus lebih memperhatikan kebutuhan siswa, dan memberikan media pemmbelajaran yang baik untuk siswa.
3.      Mata Kuliah Pedagogi
Tugas ini sangat menyenangkan, karena dapat langsung memahami bagaimana sosok seorang guru itu.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.


Pedagogi Tradisional dan Modern

Pedagogi berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō, dimana pais, genitif, paidos berarti “anak” dan àgô berarti “memimpin anak”. Makna pedagogi secara tradisional merupakan suatu studi tentang bagaimana menjadi guru. Lebih khusus lagi, awalnya kata pedagogi bermakna cara seorang guru mengajar atau seni mengajar (the art of teaching). Guru yang efektif senantiasa menggunakan alternatif strategi pembelajaran, karena tidak ada pendekatan tunggal yang universal untuk semua bahan ajar dan situasi. Strategi yang berbeda digunakan dengan kombinasi yang berbeda untuk kelompok siswa yang berbeda, yang diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar. Strategi yang lebih cocok untk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan tertentu berbeda untuk masing-masing siswa dan konteksnya.
Tetapi, belakangan ini, istilah pedagogi merujuk pada strategi pembelajaran, dengan titik tekan pada gaya guru dalam mengajar.  Memang, hingga kini pedagogi masih dipandang sebagai konsep yang licin dan samar-samar. Hal ini dikarenakan, kesulitan dalam mendefenisikan dan memahami pedagogi telah muncul seja awal karena posisinya sebagai ilmu atau teori pada satu sisi dan seni atau praktik mengajar dan belajar pada sisi lain. Dalam praktik, implementasi kaidah-kaidah pedagogi berbenturan dengan upaya mempertahankan kekuasaan atau prestise semu atau karena pertimbangan yang “dibenarkan” mengingat subsidi guru yang terus menerus atau alasan nonakademik alinnya.
Dalam makna modern, istilah pedagogy dalam Inggris merujuk kepada seluruh konteks dan sumber daya operasi pengajaran dan pembelajaran yang secara nyata teribat di dalamnya. Pedagogy digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya. Pandangan tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan diakletis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996). Melihat pedagogi dari dua perspektif ini nampaknya yang paling ideal. Kalaupun kita mengakui bahwa pedagogi sebagai ilmu pengetahuan dan terdefenisi secara spesifik, tentu defenisi itu juga akan menggamit dimensi seni, teori, dan praktik mengajar dan belajar. Kesemuanya seseungguhnya memiliki fokus yang sama.
Beberapa definisi yang berkaitan dengan pedagogi:
a.       Pengajaran (teaching), yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembagan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilain formatif dan sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. Defenisi ini menempatkan guru pada posisi sentral.
b.      Belajar (learning), yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kristis, kerja samatim, keterampilan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalana waktu kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi dan pemahaman yang mendalam mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri, metakognisi kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar seumur hidup.
c.       Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
d.      Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan  dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave, 1978).
Pedagogi yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapannya pada semua pembelajaran. Praktik pedagogis yang efektif mempromosikan kesejahteraan siswa, guru, dan komunitas sekolah. Juga, meningkatkan kepercayaannsiswa dan guru, memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah, serta membangun kepercayaan masyarakat atas kualitas belajar dan mengajar di sekolah.


Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.

Sabtu, 05 April 2014

TUGAS KELOMPOK

TUGAS MATA KULIAH PAEDAGOGI

LAPORAN KEGIATAN RANCANGAN PEMBELAJARAN PAEDAGOGI


Kelompok 10:

usucolour1







FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. GENAP 2013/2014



BAB I
LATAR BELAKANG

            Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Anak-anak merupakan peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam belajar baik disekolah maupun dirumah. Kelompok mengumpulkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang duduk dibangku kelas tiga. Anak yang duduk dibangku kelas tiga SD telah diberikan pembelajaran formal disekolah baik Matematika, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Umum dan Alam. Anak-anak memiliki variasi dalam bakat dan minatnya terhadap pembelajaran yang diberikan. Sehingga demikian seorang guru/pengajar dapat mengetahui minat dan kesukaan muridnya.
            Mengajar merupakan seni dan ilmu yang mentransformasikan bahan pembelajaran kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media tertentu. Siapa saja dapat menjadi pengajar baik pengajar secara Formal maupun non Formal. Dalam masa perkembangannya seorang anak dapat belajar dimana saja baik disekolah maupun dirumah. Pembelajaran yang dilakukan melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu namun kegiatan belajar mengajar merupakan basis dan di pandu dengan ilmu yang ada. Banyak orang juga mengatakan bahwa belajar adalah seni namun ada juga yang mengakatan bahwa memposisikan mengajar sebagai aktvitas “Ilmiah”. Esensinya seorang pengajar dapat menggunaka  gaya apa saja dalam memberikan pengetahuan kepada muridnya asalkan dengan cara itu ia mampu membuat standar dan perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan benar. Seorang pengajar juga harus mengetahui mengenai identitas diri murid baik kekurangan dan kelebihan pada diri seorang murid. Hal itu dilakukan untuk dapat mengetahui bagaiamana kemampuan murid dalam belajar.
            Dalam prosesnya ada beberapa anak yang suka dengan berhitung tetapi anak yang suka dengan ilmu pengetahuan dan sebaliknya. Dari pelajaran diatas yang menjadi masalah utama pada anak-anak yaitu Matematika terutama Perkalian dan Pembagian. Dengan demikian kelompok memberikan pelajaran tambahan sambil bermain dengan anak-anak disalah satu rumah anggota kelompok. Kelompok merasa kegiatan ini penting untuk melatih mereka dan mengajarkan mereka tentang perkalian dan pembagian dengan cara yang asyik dan menyenangkan.  Proses yang dilakukan berupa mengajar yang dilakukan oleh kelompok kepada anak-anak dengan cara yang sistematisasi komunikasi antara kelompok dengan anak.
            Pertemuan untuk kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuannya akan dilakukan sebanyak 60 menit. Kegaitan yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014 dan 23 Maret 2014. Kelompok akan melakukan kegiatan ini di Jalan Karya Setuju Medan disalah satu rumah anggota kelompok. Kegiatan ini dilakukan di Outdoor Rumah dengan lingkungan taman. Fasilitas yang digunakan berupa kursi dan Meja untuk tempat duduk anak-anak dan pengajar. Disusun 5 buah kursi dengan didepannya 3 buah meja kecil.

  
BAB II
KONSEP RANCANGAN BELAJAR

A.    Pembagian Sekuen Pembelajaran

            Pertemuan I / 22 Maret 2014
            Tema   : Telling Story dan Belajar Matematika
1.      Pembuka
Kegiatan ini akan dibuka dengan waktu 15 menit. Dimulai dengan salam pembukaan dan perkenalan diri antara kelompok dan anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan sharing bareng tentang apa kegiatan yang sudah mereka lakukan hari ini sedikit bercerita tentang sekolah mereka.
2.      Inti
Inti dari kegiatan ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan diberikan pembelajaran tentang Telling Story dan Belajar Matematika. Dimana anak-anak akan diajak bercerita dan bermain sambil belajar tentang matematika yaitu khususnya perkalian dan pembagian. Setelah itu di berikan latihan tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil latihan mereka.
3.      Penutup
Penutup kegiatan ini dilakukan selama 5 menit. Disini, dilakukan diskusi hasil kegitan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan pertama ini.

Waktu
Kegiatan
Penjelasan
13.00 – 13.05 wib
Pembukaan dan Perkenalan
Dimulai dengan salam pembuka dan perkenalaan antara Pengajar dan Anak-anak
13.05 – 13.15 wib
Sharing Bareng
Sharing bareng tentang kegiatan mereka hari ini dan sedikit bercerita tentang sekolah mereka
13.15 – 13.45 wib
Telling Story dan Belajar Matematika
Bercerita dan bermain sambil belajar tentang matematika yaitu perkalian dan pembagian
13.45 – 13.55 wib
Latihan dan Evaluasi
Latihan tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil latihan mereka
13.55 -14.00 wib     
Penutupan
Diskusi hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan pertama


Pertemuan II / 23 Maret 2014
Tema   : Games dan Matematika
1.      Pembuka
Pembuka kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 15 menit. Dimulai dengan salam pembuka, kemudian dilakukan flashback kegiatan pada pertemuan pertama, dimana anak-anak diminta untuk menceritakan kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama.
2.      Inti
Inti kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan diberikan pembelajaran tentang Games dan Matematika. Dimana, anak-anak akan diajak belajar matematika sambil bermain. Pembelajaran dimulai dengan games pertama yaitu tebak anggota tubuh dan games kedua yaitu menghitung sekitar. Kemudian juga diberikan latihan dan evaluasi  tentang games matematika yang diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
3.      Penutup
Penutup kegiatan ini dilakukan selama 10 menit. Disini dilakukan diskusi hasil kegitan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan kedua ini. Disini juga dilakukan perpisahan  antara kelompok dan anak-anak.

Waktu
Kegiatan
Penjelasan
10.00 – 10.05 wib
Pembukaan
Dimulai dengan salam pembuka untuk pertemuan kedua
10.05 – 10.15 wib
Flashback Kegiatan sebelumnya
Anak-anak menceritakan kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama
10.15 – 10.45 wib
Games dan Matematika
Permainan yang mengacu pada matematika
10.45 – 10.55 wib
Latihan dan Evaluasi
Latihan tentang games matematika yang diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
10.55 -11.05    wib     
Penutupan
Diskusi hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan kedua


B.     Pembagian Tugas Kelompok

1.      Pertemuan I :
- Perkenalan                       : Tika Ramadhani Fitri.R
- Sharing                            : Febri Inka Mandasari
- Isi Pertemuan I               : Kristi
- Penutup                           : Tika Ramadhani Fitri.R
- Observer                         : Sony
2.      Pertemuan II :
- Pembuka kegiatan           : Kristi
- Flashback kegiatan         : Sony
- Isi Pertemuan I               : Tika Ramadhani fitri
- Penutup                           : Kristi
- Observer                         : Febri Inka Mandasari

C.    Alat Bantu yang digunakan
Alat bantu yang akan digunakan adalah
1.      5 buah Buku tulis
2.      5 buah Pensil
3.      Reward (5 bungkus Cheetoss dan 5 kotak susu Indomilk)
4.      1 buah kamera
5.      1 buah Laptop

BAB III
PROSES PEMBELAJARAN

A.    Skenario
1.      Hari Pertama
Saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Sabtu siang, Kelompok menyusun 3 meja kecil dan 5 kursi kecil diteras rumah yang menjadi tempat dilakukannya kegiatan pembelajaran. Anak-anak pun datang sebanyak 5 orang dan kemudian anggota kelompok menyuruh mereka duduk ditempat duduk yang mereka inginkan, kemudian Anak-anak duduk ditempat duduknya masing-masing. Sambil menenangkan anak-anak yang baru datang, dan mereka masih bingung ingin melakukan apa, salah satu anggota kelompok sambil berdiri mulai membuka pertemuan yang akan dilakukan dengan pembukaan dan perkenalan.
      Saat pembukaan dan perkenalan, anggota kelompok memulainya dengan salam pembuka, dan menanyakan kabar anak-anak, kemudian memperkenalkan diri masing-masing. Setelah anggota kelompok memperkenalkan diri anak-anak diminta untuk menyebutkan satu persatu nama anggota kelompok. Setelah anak-anak sudah tahu nama masing-masing anggota kelompok, kelompok meminta anak-anak sekarang yang memperkenalkan dirinya, namanya siapa, kelas berapa, dan sekolah dimana. Setelah anak-anak selesai memperkenalkan diri mereka, kelompok mengajak anak-anak untuk sharing bareng tentang apa yang sudah mereka lakukan hari ini, disini anak-anak akan bercerita tentang apa yang sudah mereka kerjakan disekolah, sudah sampai mana mereka pelajari disekolah, apa yang sudah mereka lakukan setelah pulang sekolah, dan hal lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangun raport dengan anak-anak.
Setelah sharing bareng, kelompok mulai mengajak anak untuk memulai kegiatan pembelajarannya. Kelompok mulai membagikan buku tulis dan pensil ke setiap anak. Karena tidak ada papan tulis kelompok pun menggunakan laptop. Kelompok menjelaskan model pembelajaran seperti apa yang harus diikuti anak-anak. Kelompok juga menanyakan apakah anak-anak sudah paham dengan penjelasan yang sudah dijelaskan kelompok, dan kalau belum jelas anak-anak boleh menanyakannya mana yang tidak jelas. Model pembelajaran yang diberikan kelompok adalah Telling Story dan Belajar Matematika. Disini kelompok akan membacakan soal cerita yang didalam cerita tersebut juga ada angka, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian juga muncul. Sebelum cerita dibacakan anak-anak diminta untuk mencatat soal cerita yang akan dibacakan oleh salah satu anggota kelompok. Sambil soal cerita dibacakan secara perlahan anak-anak juga menulisnya. Setelah anak-anak selesai menulisnya, mereka diminta untuk memahami soal cerita tersebut.
Setelah mereka paham, kelompok memberikan pertanyaan tentang soal cerita tersebut dan meminta anak-anak untuk  menjawabnya. Saat anak-anak mengerjakan soal, kelompok memperhatikan satu persatu apa yang anak-anak lakukan. Setalah melihat anak-anak sudah selesai menjawabnya, kelompok meminta agar anak yang sudah mendapat jawabannya untuk tunjuk tangan. Dan kemudian anak tersebut akan menjawabnnya. Saat anak menjawab, dia juga diminta untuk menjelaskan kenapa dia bisa menemukan jawabannya. Dan jika jawabannya juga benar, kelompok akan mengajak anak-anak yang lain untuk bertepuk tangan karena jawabannya benar. Setelah pembelajaran selesai, kelompok akan meminta kepada anak-anak untuk bercerita tentang apa yang sudah dilakukan selama pertemuan tadi. Setelah anak selesai bercerita kelompok akan memberikan kesimpulan tentang pertemuan hari ini. Setelah kelompok memberikan kesimpulan, kelompok meminta anak-anak untuk datang kembali besok, karena akan ada lagi pertemuan yang akan dilakukan. Setelah itu kelompok menutup pertemuan dengan ucapan terima kasih dan salam penutup. Sambil anak-anak bubar, kelompok memberikan snack dan minuman untuk anak-anak, anak-anak juga menyalami semua anggota kelompok dan anggota kelompok mengingatkan kembali supaya mereka besok pagi datang lagi.

2.      Hari Kedua
Minggu pagi, 3 meja kecil dan 5 kursi kecil sudah tersusun diteras rumah. Anak-anak sudah berdatangan dan duduk ditempat duduk masing-masing. Anggota kelompok membuka pertemuan kedua dengan salam pembuka, menanyakan kabar anak-anak dan meminta mereka untuk bercerita apa yang sudah mereka lakukan dan meminta mereka bercerita kembali apa yang diingat mereka tentang semalam yang mereka lakukan di pertemuan pertama.
Setelah mereka selesai bercerita, kelompok  mulai menjelaskan kegiatan apa yang akan mereka lakukan dipertemuan ini. Kelompok menjelaskan kalau pertemuan ini akan melakukan model pembelajaran Games dan Matematika. Jadi, disini anak-anak dan kelompok akan bermain tetapi ada juga pembelajaran matematikanya. Setelah selesai kelompok menjelaskan model pembelajarannya, kelompok menanyakan kepada anak-anak apakah mereka mengerti tentang model pembelajarannya, kalau tidak boleh ditanyakan kepada kelompok bagian mana yang tidak dimengerti. Pembelajaran dimulai dengan games tebak anggota tubuh. Disini kelompok menjelaskan bagaimana games tebak anggota tubuh ini. Instruksi games ini adalah anak-anak disuruh untuk menunjukkan anggota tubuh mana yang disebut oleh anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok akan menunjukkan anggota tubuh yang salah dari apa yang diucapkan, gunanya games ini untuk meningkatkan konsentrasi anak-anak. Kemudian games kedua, yaitu menghitung sekitar, disini anak-anak disuruh untuk menghitung benda-benda yang ada di sekitar daerah rumah tersebut kemudian disuruh juga untuk mengkalikannya, menambahkannya, mengurangkannya, dan membagikannya. Games ini juga membuat anak untuk siapa dapat jawabannya, langsung tunjuk tangan, setelah dilihat anak mana yang paling cepat tunjuk tangan dia yang boleh menjawabnya.
Setelah selesai games, anak-anak disuruh kembali untuk menceritakan apa yang sudah mereka lakukan dipertemuan hari ini, setelah itu kelompok akan menyimpulkan pertemuan hari ini. Setalah selesai kesimpulan, kelompok melakukan penutupan kegiatan pertemuan ini, dengan memberikan beberapa nasehat untuk anak-anak tersebut dan mengucapkan salam penutup bahwa kegiatan ini sudah selesai dan mengucapkan terima kasih kepada anak-anak tersebut. Sambil pertemuan dibubarkan anak-anak dibagikan snack dan minuman, mereka juga menyalami semua anggota kelompok.


B.     Objek Observasi
1.      Komunikasi
Komunikasi yang terjadi pada kegiatan ini adalah komunikasi antara kelompok dan anak-anak saling timbal balik. Tidak hanya kelompok yang berbicara dalam memberikan pengajaran tetapi anak-anak juga dapat menberikan pendapat mereka. Saat berbicara juga anggota kelompok menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti anak-anak. Kontak mata yang dilakukan dengan anak-anak kontak mata langsung, dimana setiap anggota kelompok melihat dan memperhatikan apa yang dilakukan mereka. Body language kelompok juga diatur supaya tidak terlalu mencolok menurut anak-anak, dan untuk anak-anak kelompok mengajarkan mereka saat ingin menjawab pertanyaan mereka harus tunjuk tangan dulu, setelah disebutkan nama yang ingin menjawab baru boleh menjawab pertanyaannya, karena selama proses kegiatan anak-anak langsung berebut untuk menjawab pertanyaan.

2.      Respon siswa
Dari hasil kegiatan itu tampak, respon anak-anak sangat baik, hal itu tampak dari  keinginan yang kuat dari anak-anak untuk memperhatikan materi pembelajaran, antusias dan semangat belajar bersama yang mereka tunjukkan yang tampak dari keinginan mereka untuk menjawab pertanyaan lebih dahulu dari teman-temannya yang lain, serta keinginan mereka agar bisa belajar bersama dengan kami lebih lama lagi, yang disampaikan saat evaluasi yang diakhiri dengan bersalaman sebagai tanda perpisahan.


C.    Laporan Proses dan Hasil Pengajaran
1.      Hari Pertama
Hari itu adalah hari pertama kami bertemu anak-anak. Tentu saja, perlu adanya perkenalan dan penyesuaian di antara kami. Kami mengawalinya dengan pembukaan salam dan mereka menjawabnya dengan sangat antusias yang tampak dari wajah mereka yang berseri-seri, semangatnya, dan suara mereka yang begitu nyaring. Selanjutnya, kami meminta mereka untuk perkenalkan diri dan mereka memperkenalkan dirinya satu persatu. Nama anak-anak tersebut adalah Hafis, Anwar, Indah,  Aan dan Rizki yang sedang bersekolah di kelas tiga dan beberapa berasal dari sekolah yang berbeda. Indah dan Rizki adalah anak yang pemalu saat bertemu orang yang baru untuk pertama kali. Mereka malu untuk memperkenalkan diri dan hanya menunduk. Kami pun melakukan pendekatan dengan kedua anak tersebut agar komunikasi kami berjalan lancar. Akhirnya, Indah dan Rizki dapat memulai membuka diri kepada kami.
Setelah itu, kami mulai menanyakan apa saja yang mereka kerjakan di sekolah, sampai dimana pelajaran dan apa saja kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah. Mereka mulai menceritakannya dimulai dari Indah, Rizki, Aan, daan diakhiri Hafis dan Anwar yang saling berdebat dan binggung sampai mana mereka belajar di sekolah dan hal itu membuat anak lain tertawa karena tidak mungkin mereka satu kelas tapi materi pelajaran yang mereka pelajari berbeda. Kami pun mulai membagi buku dan alat tulis kepada masing-masing anak dan mereka sangat senang menerimanya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Kami pun memulai proses pembelajaran dengan topic Telling Story dan Belajar Matematika. Ketika pelajaran dimulai , kelima anak yang akan kami ajari sudah duduk di bangku masing-masing. Anak-anak  begitu antusias untuk belajar bersama, hal itu terlihat dari kontak mata yang mereka lakukan dengan begitu serius memperhatikan. Namun, anak-anak  tampak tidak nyaman dengan meja yang lebih rendah sehingga mereka memilih untuk duduk di lantai. Anak-anak saling belajar bersama apabila satu sama lain saling tidak mengerti. Ada satu hal yang menarik  dari kegiatan belajar tersebut , ketika anak-anak kami berikan soal pembagian dengan dua angka , anak-anak  tidak mengerti cara mengerjakannya dengan bersusun ke bawah tetapi cenderung menggunakan logika mereka. Dan ketika kami mengajari cara berhitung bersusun ke bawah, anak-anak tampak binggung karena baru kali ini menggunakan cara tersebut. Dari kelima anak tersebut, ada dua anak yang tergolong lebih cepat dalam belajar, yaitu Hafis dan Anwar. Mereka berdua tampak saling beradu cepat agar bisa menjawab, sedangkan Indah, Aan dan Rizki cenderung takut menjawab karena takut salah padahal mereka sudah menjawab dengan benar di buku tulisnya. Indah yang merupakan satu-satunya siswa perempuan yang kami ajari dan begitu menarik perhatian , dia cenderung malas menjawab soal dengan cepat padahal ia tahu jawabannya, alasannya karena ia tidak begitu suka berhitung dan lebih menyukai hal yang berbau seni, seperti bernyanyi,  fashion show dan menari.
Selesai kegiatan pembelajaran, kami meminta anak-anak menceritakan apa saja yang hari ini dipelajari. Dengan semangat Indah mengacungkan tangan dan segera bercerita dengan ekspresi wajah yang senang dan dilanjutkan anak lainnya. Kami juga mengakhiri pertemuan dengan memberi snack kepada anak-anak yang membuat mereka lompat kegirangan dan berkata “hore”. Tidak lupa kami mengingatkan mereka untuk datang kembali besok pagi sambil mereka mulai menyalami kami satu persatu.

2.      Hari Kedua
Di pertemuan kedua, kami memulainya sama seperti biasanya dengan mengucapkan salam dan berbagi cerita tentang pembelajaran semalam. Anak-anak mengatakan dengan sangat gembira kalau mereka sangat menikmati pembelajaran yang dilakukan semalam. Hari ini kami mengajarkan Matematika kepada anak-anak dengan metode Games. Anak-anak bersorak kegirangan dan tidak pernah melepaskan kontak mata mereka dari kami karena games ini sangat membutuhkan konsentrasi.
Hal menarik lainnya terjadi saat kami melakukan cerdas cermat matematika. Anak-anak  saling beradu cepat menjawab pertanyaan yang kami berikan. Antusias mereka tersebut terlihat dari kecepatan mereka dalam mengacungkan tangan dan berdiri, serta saling berebut mengatakan bahwa “aku yang duluan atau jawabanmu salah”, sungguh menunjukkan tingkah anak-anak umumnya. Tentu saja dua  anak yang menjawab pertama adalah Hafis dan Anwar, kemudian Indah dan Rizki. Anwar adalah anak terakhir yang bisa menjawab,saat itu tampak ia sangat malu dengan menunduk saja, tapi kami tetap memberi semangat untuk bisa menjawab soal berikutnya. Saat cerdas cermat berakhir, kami memberikan hadiah kepada setiap siswa dan sangat senang menerima hadiah tersebut.
Kami juga melakukan beberapa permainan, seperti: panca indra dan menghitung sekitar. Kami memberitahu aturan bermainnya pada anak-anak. Saat salah satu anggota kelompok memperagakan gerakannya, anak-anak sangat tertarik dan mulai mempelajarinya. Anak- anak tampak girang saat kami memberi permainan tersebut, mereka tertawa, berdiri, berlari, dan saling beradu cepat untuk menjawab  permainan dengan mengacungkan tangan setinggi-tingginya.
Selesai kegiatan pembelajaran hari ini dan merupakan hari terakhir kami mengajari anak-anak, kami menanyakan kesan-kesan mereka selama dua hari tersebut dan mereka berkata “Kami sangat senang kak, bisa diajari sama kakak-kakak dan abang” , lalu mereka bertanya dengan wajah yang sedih “Kapan kita bisa belajar bersama lagi,  kak?”. Tentunya itu hal yang sangat mengharukan bagi kami. Akhirnya kami, menutup pertemuan dengan berfoto bersama, dan memberi nasehat kepada mereka untuk rajin belajar Matematika karena Matematika itu sangat menyenangkan.



BAB IV
EVALUASI

A.    Evaluasi berdasarkan Teori paedagogi
Menjadi seorang paedagok yang baik bukan lah hal yang mudah karena paedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubunganya dengan pembentukan generasi baru dalam hal ini generasi dengan pengalaman atau pengetahuan baru yang lebih baik. Karena pendidikan merupakan sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik.
Menurut Ana Maria Gonzalez Soca bahwa proses paedagogis adalah sebuah proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidiakan,pengajaran,dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan siswa agar dapat mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan.
Pedagogi Modern
Pandangan tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Namun saat ini pedagogi mulai konsisten dalam pengembangan hubungan diaelektis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni (Salvotori, 1996) pedagogi terdefenisi secara spesifik,tentu akan menggamit dimensi seni,teori,dan praktek mengajar dan belajar dimana kesemuanya memiliki fokus yang sama.
1.      Pengajaran (Teaching), yaitu teknik dan metode kerja pengajar dalam mentransformasikan konten pengetahuan,merangsang,mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil.
2.      Belajar (Learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
3.      Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor yang terkait dalam mendorong minat pedagogi.
4.      Hubungan mengajardan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia.
Pedagogi yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual,memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas,lingkungan yang kondusif,dan penerapan yang berbeda pada pembelajaran yang berbeda pula.
Dimana dalam hal ini proses pedagogi yang kami laksanakan pada adik-adik yang kami ajarkan masih banyak kekurangan. Sejauh ini proses praktek yang kami laksanakan sudah memasukkan unsur-unsur proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran, dialektis yang lebih baik antara kami sebagai pengajar dengan adik-adik yang menjadi subjek pengajaran. Terdapat interaksi yang baik antara kami sebagai pengajar dengan adik-adik yang kami ajar. Kurikulum yang kami gunakan juga bersifat fleksibel dan dinamis yang kami sesuaikan dengan hal-hal yang menarik bagi adik-adik selama proses pembelajaran hal ini dapat dilihat dari penggabungan metode cerita dengan matematika yang membuat pembelajaran matematika lebih menarik.
Dalam proses pedagogi yang dilakukan kami juga mencoba memfasilitasi pengembangan dan perangsangan adik-adik, seperti ketika proses pembelajaran proses pembagian dalam hitungan mereka tidak memahami cara pembagian dengan menghitung pembagian kebawah, kami mengajarkan kepada adik-adik tersebut caranya dan mereka merespon dengan mengatakan lebih mudah bila menggunakan cara yang diajarkan. Sehingga ketika mereka disuruh untuk mencoba mengrjakan kembali mereka sudah bisa mengerjakan sendiri dan mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam meningkatkan pengetahuannya. Sehingga dalam evaluasi ini kami sudah berusaha menggunakan proses pedagogi modern yang lebih mengembangkan proses interksi dan keterlibatan antara kami sebagai kakak pengajar dengan mereka sebagai adik-adik yang belajar. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam cara menyampaikan ataupun cara mengontrol proses pengajaran dengan adik-adik. Dan karna ini pertam kalinya kami menjadi “guru” bagi adik-adik kami belum memenuhi  kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 4 yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar (pedagogik).

B.     Evaluasi Kelompok
1.      Kelompok awalnya kurang melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga saat kelompok datang untuk melakukan kegiatan anak-anak masih terlihat bingung dengan apa yang akan mereka kerjakan.
2.      Setting tempat yang dilakukan kelompok membuat anak-anak sedikit tidak nyaman, karena saat itu di depan rumah yang menjadi tempat pembelajaran sedang ada kegiatan, sehingga cukup ribut saat kegiatan dilakukan, dan karena daerahnya terbuka, banyak juga anak-anak lain yang berdatangan.
3.      Pada saat games¸ kelompok sudah menyiapkan banyak games tetapi karena antusias anak-anak jadi kelompok berusaha memberikan games tambahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.
Bandung : ALFABETA.