BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Betapa mulia dan besar jasa
seorang guru dalam menyumbang kemajuan suatu bangsa. Gurulah yang mengantarkan manusia-manusia Indonesia
menuju kepada keberhasilannya. Pengorbanan dan jerih payah para guru tidak
dapat tergantikan, bahkan dengan penghargaan sekali pun. Tidak letih-letihnya
guru memberikan pengajaran kepada anak didiknya agar anak didiknya itu menjadi
sosok yang berguna bagi nusa dan bangsa. Saya sangat bangga dan menghormati
guru-guru saya yang sudah memberikan ilmunya kepada saya. Sejak saya duduk di
bangku TK (Taman Kanak-kanak) sampai saya duduk dibangku kuliah saya sudah
merasakan betapa besarnya pengorbanan guru-guru saya untuk menjadikan anak
didiknya menjadi sukses.
Saya memahami pengajaran dari seorang guru itu sejak saya
duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Karena di usia ini saya dapat mengenal dan
mengetahui apa itu ilmu pengetahuan. Dari guru SD saya, saya mulai bisa tumbuh
dengan ilmu pengetahuan yang dapat membawa saya kejenjang sekolah selanjutnya. Saya
melalukan wawancara dengan salah satu seorang guru Sekolah Dasar (SD). Guru ini
merupakan adik kandung Ibu saya. Beliau sudah mengajar selama 10 tahun. Dari awal
beliau mengajar, beliau sudah mengajar anak didiknya yang ada di kelas 1. Anak
kelas 1 di SD merupakan anak-anak yang bagaikan kertas putih, yang kalau diberi
coretan yang baik akan menjadi anak yang baik, dan jika diberi coretan yang
buruk akan menjadi anak yang buruk. Beliau awalnya hanya seorang guru honorer. Tetapi
karena keinginan beliau ingin menjadi seorang guru, beliau melanjutkan pendidikannya
kejenjang S-1 pada umurnya yang sudah 30 tahun. Tetapi dengan beruntungnya
beliau mendapat kesempatan pengangkatan dan Surat Keterangan (SK) menjadi guru
tetap saat tahun 2008, dan tahun 2013 sudah mendapatkan sertifikasinya. Dan
sampai sekarang masih tetap mengajar dan tetap di kelas 1 Sekolah Dasar.
BAB II
HASIL WAWANCARA
Identitas
Guru:
Nama/Inisial :
MN
Usia : 44 tahun
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Pendidikan :
S-1
Status : Guru SD (Salah satu guru SD di Panyabungan)
SK Sertifikasi : 2013
Lama
mengajar : 10 tahun (dari tahun
2004 – Sekarang)
Pengalaman
mengajar : dari awal mengajar di SD
tersebut sudah mengajar anak didik kelas 1
Wawancara
dilakukan pada 6 April 2014 pada pukul 17.00 - 17.30 WIB melalui saluran
telepon. Wawancara melalui saluran telepon ini dilakukan karena jarak dari
Medan ke Panyabungan sangat jauh membutuhkan perjalanan selama 12 jam. Wawancara
ini dilakukan menggunakan beberapa pertanyaan yaitu bagaimana pandangan guru tentang
pendidikan, apa motivasi yang mendasarinya, bagaimana sudut pandangnya
sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar,
bagaimana pendekatannya dalam mengajar. Wawancara ini diawali dengan meminta
persetujuan beliau untuk diwawancarai, kemudian menjelaskan kepada beliau
tentang tujuan dilakukannya wawancara ini dan mulai memberikan
pertanyaan-pertanyaan wawancaranya. Wawancara pun berlangsung selama 20 menit.
Hasil wawancara:
Menurut
beliau, pendidikan itu adalah menambah wawasan, membangun dan mendidik jiwa
seseorang, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bermoral menjadi
bermoral. Pendidikan yang beliau katakan ini sudah diterapkan beliau kepada
anak didiknya. Beliau mengatakan pendidikan itu membuat seorang anak yang
bersih seperti kertas putih yang kosong, kemudian berisi coretan-coretan tinta
emas yang berarti.
Motivasi
yang membuat beliau ingin menjadi seorang guru karena ingin membantu
mengembangkan pendidikan terutama di SD. Tetapi setelah mengikuti sertifikasi,
beliau ingin juga mengembangkan pendidikan di SMP dan SMA. Karena beliau ingin
juga mengembangkan pendidikan dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang
ini.
Menurut
beliau, peserta didik adalah anak-anak yang sangat berharga, yang sangat
disayangangi, apabila kita ingin memajukan dan mensejahterakan si anak, maka
kita juga harus memajukan pendidikannya, dengan memberikan pemikiran yang baik
bagi anak dan keterampilan yang baik juga. Beliau ingin menjadikan anak-anak
seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa
depannya. Dan anak-anak juga terhadap beliau sangat menghormati dan menyayangi
beliau, walaupun beliau dan anak-anak didiknya satu lingkungan dan dekat saat
di luar sekolah, tetapi pas saat di lingkungan sekolah anak-anak tetap
menghormati beliau saat di lingkungan sekolah.
Filosopi
beliau ingin menjadi guru karena beliau ingin memberikan pengajaran dan
membangun jiwa sianak dengan hati yang ikhlas, tulus dan tidak mengharapkan
imbalan. Beliau ingin membuat anak-anak ini menjadi sesuatu yang luar biasa
buat anak tersebut dapat membanggakan orang tuanya, guru-gurunya, serta
bangsanya.
Pendekatan
yang diguanakan dalam proses mengajar adalah mengikuti kurikulum 2013 yang
sudah ada di sekolah tersebut. Kurikulum 2013 yang digunakan untuk anak didik
beliau yang kelas 1 harus belajar melalui media. Tidak seperti dulu, apa yang
guru katakan itu adalah yang harus siswa lakukan. Sekarang bahkan saat belajar
tentang warna harus dibawa media tentang warna-warna tersebut, atau saat
bercerita tentang awan, anak-anak langsung dibawa kelapangan untuk melihat
awan. Saat ingin memasuki kelas beliau harus mempersiapkan materi dan media
untuk materi tersebut, karena sekarang tidak semudah dulu lagi, guru datang
hanya duduk saja dan menjelaskan apa yang dibuku saja.
BAB
III
PEMBAHASAN
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Dari hasil wawancara, guru yang
diwawancarai sudah menggunakan sistem mengajar dengan mentransformasikan bahan
ajar dan juga menggunakan media tertentu untuk mendukung bahan ajar yang akan
diajarkan kepada siswa.
Semua
guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 kriteria guru yang baik, yaitu :
a. Confidence atau
keyakinan diri sendiri. Guru yang diwawancara memiliki keyakinan terhadap
dirinya sendiri ingin menjadikan siswa yang didiknya menjadi anak-anak yang
terdidik dan berguna untuk semuanya.
b. Patience
atau kesabaran. Kesabaran yang dimiliki beliau sangat jelas terlihat dari
kemauannya untuk mengajari anak didiknya yang duduk di kelas 1 SD. Kita tahu
bahwa, anak-anak di kelas ini adalah anak-anak yang kebanyakan baru mulai
belajar.
c. True compassion for their student atau memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya.
Ini terlihat dari hasil wawancara yang dikatakan oleh beliau adalah peserta
didik adalah anak-anak yang sangat berharga, yang sangat disayangangi, apabila
kita ingin memajukan dan mensejahterakan si anak, maka kita juga harus
memajukan pendidikannya, dengan memberikan pemikiran yang baik bagi anak dan keterampilan
yang baik juga.
d. Understanding atau
pemahaman. Beliau juga memiliki pemahan tentang apa proses pembelajaran yang
akan diberikannya, bukan hanya fokus terhadap bahan ajar yang diberikannya
tetapi juga memberikan media pembelajaran yang lainnya untuk memudahkan
siswanya memahami pelajaran.
e. The ability to look at life in a
different way and to explain a topic in a different way atau
kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik
dengan cara yang berbeda. Beliau juga
memberikan pengajaran harus sesuai dengan yang dipahami oleh semua anak
didiknya.
f. Dedication to excellence atau
dedikasi untuk keunggulan. Beliau ini ingin menjadikan anak-anak seseorang yang
pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya
g. Unwavering support atau
teguh dalam memberikan dukungan. Bagi beliau, peserta didik adalah anak-anak
yang sangat berharga, yang sangat disayangangi, apabila kita ingin memajukan
dan mensejahterakan si anak, maka kita juga harus memajukan pendidikannya,
dengan memberikan pemikiran yang baik bagi anak dan keterampilan yang baik
juga. Serta ingin menjadikan anak-anak seseorang yang pintar dan terlatih,
serta nantinya dapat berguna bagi masa depannya.
h. Willingness to help student achieve
atau
kesediaan membantu siswa mencapai prestasi. Beliau ingin menjadikan anak-anak
seseorang yang pintar dan terlatih, serta nantinya dapat berguna bagi masa
depannya. Ingin membantu anak didiknya untuk mencapai prestasi yang
diinginkannya.
i.
Pride
in student’s accomplishments atau bangga atas
siswanya. Beliau sangat menghargai anak didiknya, dan ingin melakukan segala
sesuatu yang baik untuk anak didiknya.
j.
Passion
for life atau bergairah untuk hidup. Beliau tidak hanya
tertarik ingin menjadi guru tetapi ingin membantu mengembangkan dunia
pendidikan menjadi lebih baik lagi.
Pada proses pendekatan yang dilakukan
oleh guru yang diwawancara sudah menuju pada pedagogi modern. Adapun beberapa
defenisi pedagogi modern adalah :
a. Pengajaran
(teaching), yaitu teknik dan metode
kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi,
dan memfasilitasi pengembagan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilain formatif dan
sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan
meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. Defenisi ini menempatkan guru
pada posisi sentral.
b. Belajar
(learning), yaitu proses siswa
mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kristis, kerja
samatim, keterampilan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalana waktu
kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi
dan pemahaman yang mendalam mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri,
metakognisi kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi
baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar
seumur hidup.
c. Hubungan
mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat
pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa
bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada
siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
d. Hubungan
mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan
usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal
dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave,
1978).
Dari
defenisi ini dan hasil wawancara yang dilakukan guru ini sudah menerapkan
pedagogi modern. Dimana saat melakukan proses pengajaran beliau sudah
menggunakan media untuk membantu dalam memahami bahan ajar. Dan siswa juga
dituntun untuk mencari sendiri pemahaman sendiri untuk bahan ajar tetapi tetap
dibimbing oleh guru.
BAB
IV
KESIMPULAN
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Guru yang diwawancarai sudah
mengembangkan pengajarannya sesuai dengan defenisi ini.
Guru
yang diwawancara temasuk kedalam kualitas guru yang baik. Karena dari hasil
wawancara dapat dilihat kalau guru ini menunjukkan keyakinan diri sendiri, kesabaran,
memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya, pemahaman, kemampuan melihat kehidupan
dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda, dedikasi
untuk keunggulan, teguh dalam memberikan dukungan, kesediaan membantu siswa
mencapai prestasi, bangga atas siswanya, dan bergairah untuk hidup.
Guru
ini juga sudah menerapkan pedagogi modern dalam pendekatan pembelajaran yang
diberikannya kepada anggota didiknya. Adapun defenisi pedagogi modern yang
sudah diterapkannya adalah pengajaran, belajar, hubungan mengajar dengan belajar
dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, dan hubungan
mengajar dan belajar dengan semua pengaturan dan pada segala tahan usia.
BAB
V
SARAN
Adapun
saran yang akan diberikan kepada :
1.
Guru
Tetap
menjadi seorang guru yang dapat membantu memajukan pendidikan. Tetap memberikan
motivasi dan dukungan terhadap anak didik, dan terus berusaha untuk mengikuti
perkembangan yang ada dalam dunia pendidikan
2.
Sekolah
Sekolah
harus lebih memperhatikan kebutuhan siswa, dan memberikan media pemmbelajaran
yang baik untuk siswa.
3.
Mata Kuliah Pedagogi
Tugas
ini sangat menyenangkan, karena dapat langsung memahami bagaimana sosok seorang
guru itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim,
Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi,
Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.