Menghidupkan kompor itu
biasa untuk saya, tapi bukan kompor yang satu ini, yaitu kompor gas. Karena
kompor yang biasa saya hidupkan itu masih kompor minyak, soalnya orangtua
dirumah tidak mau memakai kompor gas, karena banyaknya kebakaran akibat dari
ledakan gasnya. Tetapi, setelah saya menjadi anak kos, kompor yang bisa dipakai
itu cuma kompor gas dan tidak boleh
memakai kompor minyak. Saya menjadi bingung, gimana nanti saya memasak,
kompornya aja saya tidak bisa menghidupkannya.
Saya
tetap tidak berani memegang kompor itu, karena saya takut jika saya hidupkan
nanti tiba-tiba meledak. Saya juga sudah melihat-lihat orang lain bagaimana
cara menghidupkannya kompor tersebut. Tetap saja saya tidak dapat memahami dan
memberanikan diri untuk menghidupkannya. Sampai saya menjadi 1,5 tahun kos,
saya tetap tidak berani memghidupkan kompor gas.
Pada
akhirnya saya dan sahabat-sahabat saya sedang memasak-masak disalah satu rumah
sahabat saya. Saya dapat bagaian untuk memasak, sampai dapur, saya bingung
untuk menghidupkan kompornya, jadi sebelum kompor itu hidup, saya mengerjakan
hal yang lainnya. Salah satu sahabat saya datang kedapur untuk melihat apa yang
saya kerjakan, kenapa lama sekali makanannya masak. Alangkah terkejutnya dia,
kalau kompornya belum nyala tapi yang mau dimasak sudah siap untuk dimasak. Langsung
saya bilang sama dia, kalau saya tidak bisa menghidupkan kompornya. Spontan saja
dia tertawa. Lalu dia pun langsung menghidupkan kompornya. Dia melihat saya kok
cuma ngeliat saja, lalu dia bertanya apakah saya mau mencoba untuk
menghidupkan. Saya bilang saya mau juga bisa menghidupkannya, langsung dia
mengajari saya degan langsung menyuruh saya untuk menghidupkannya sesuai dengan
apa yang dia instruksikan kepada saya.
Ternyata,
menghidupkan kompor gas itu tidak sesulit yang saya pikirkan dan tidak
semenakutkan apa yang saya takutkan. Sampai hari ini, akhirnya saya bisa
menghidupkan kompor gas tersebut, dan saya juga dapat mengajari teman saya yang
juga sama seperti saya, tidak tahu bagaimana cara menghidupkan kompor gas, dan akhirnya
dia juga bisa.
Pembahasan:
Pada pengalaman yang saya alami
ini, saya membahasannya dengan teori Gagné yaitu dengan tahapan belajar. Adapun
tahapan belajarnya adalah pertama persiapan belajar meliputi mengarahkan
perhatian, ekspektasi, dan retrieval. Dimana pada pengalaman saya ini saya
menginginkan agar saya dapat menghidupkan kompor gas, agar saya nantinya dapat
memasak, sehingga keinginan saya tersebut membuat saya ingin mempelajarinya
walaupun hanya melihat dari orang lain.
Saya juga
sudah mencoba ingin menghidupkannya tetapi saya tetap tidak berani dan akhirnya
saya diajari sahabat saya bagaimana cara mengidupkannya, dan saya bisa juga
menghidupkan kompor gas tersebut. Saya tetap mengingat bagaimana cara
menghidupkan kompor gas. Ini merupakan tahapan kedua yaitu akuisisi kinerja
yang meliputi persepsi selektif atas ciri stimulus, penyandian semantik,
retrieval dan respon, dan penguatan.
Dan adapun
tahap ketiga adalah transfer belajar dimana diantaranya pemberian petunjuk retrieval dan generalisasi. Dan pada
tahap ketiga ini, saya dapat memahami cara menghidupkan kompor gas dan saya
juga bisa mengajarkannya kepada teman saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar