I made this widget at MyFlashFetish.com.


Rabu, 26 September 2012

Fungsi Umum Teori Belajar dan Kaitannya dengan Perspektif Psikologis


Fungsi Umum Teori Belajar dan Contohnya

1.      Sebagai kerangka riset
Contohnya : Ketika saya kecil, mama melarang kami anak-anaknya kalau makan itu tidak boleh langsung dari kualinya, jadi harus ditaruh dulu kedalam piring, karena kalau orang lain lihat, itu sangat tidak sopan, tetapi saya pernah memakan makanan itu langsung dari kualinya, mama saya langsung memarahi saya, dan saya tahu perbuatan itu sangat bagus untuk diulangi lagi.

2.      Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Contohnya : Waktu saya SD dulu, kalau ulang tahun itu dibuatin kue tar sudah senang kali, tetapi lain halnya dengan adik saya, dia tidak senang sama sekali, dia lebih suka dikasih kue dan kado juga.


3.      Mengidentifikasikan sifat dari peristiwa yang kompleks
Contohnya : Dulu waktu kecil, saya sangat heran melihat balon yang satunya bisa terbang sedangkan yang satunya lagi tidak bisa terbang, setelah saya belajar tentang udara, ternyata balon yang bisa terbang itu diisi gas, sedangkan yang tidak bisa terbang itu hanya diisi udara biasa saja(ditiup).

4.      Mengidentifikasikan sifat dari peristiwa yang kompleks
Contohnya : Ketika saya pertama kali naik lift bersama teman saya, saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya tekan, dan bagaimana saya bisa keluar. Tetapi saya melihat  teman saya menekan tanda panah yang ada didinding liftnya yang menandakan untuk membuka pintu, dan angka-angkanya untuk menentukan lantai mana yang akan kita tuju. Saya mencoba naik lift sendiri, dengan mengingat cara yang sama teman saya lakukan, dan akhirnya sekarang saya sudah bisa naik lift sendiri.

5.      Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
Contohnya : Waktu saya dirumah, kalau hari minggu itu, atau hari libur, saya pasti disuruh mama untuk memasak lauk yang akan dimakan hari itu, saya sangat kesal dengan itu, kenapa harus saya saja yang masak, kenapa adik saya ga ikut masak juga setidaknya bantuin saya, itu jadi suatu kejengkelan yang muncul dari perasaan saya.  Tetapi saya tetap memasak juga, memasak masakan yang enak untuk keluarga. Setelah semua menyicipi masakan saya, saya senang mereka semuanya suka, dan saya juga kembali berpikir, ternyata apa yang disuruh mama untuk memasak itu adalah untuk membuat saya lebih bisa memasak dan dapat mengetahui apakah orang lain juga menyukai masakan saya. Saya sangat senang apalagi kalau semuanya memuji masakan saya itu enak.

 
Perspektif Psikologis Tentang Faktor-faktor Utama dalam Belajar


Perspektif Behavioris

Perspektif behavior terdiri dari pengkondisian klasik, pengkondisian berpenguat, dan koneksionisme. Pengkondisian klasik membahas reaksi emosi sederhana, pengkondisian penguat  adanya stimulus penguat yang diberikan agar muncul respon yang diinginkan, sedangkan koneksionisme mendeskripsikan belajar respon mandiri terhadap situasi.

Hukum belajar Thorndike megidentifikasikan arti penting dari konsekuensi perilaku bagi proses belajar. Dari contoh saya diatas, saya tidak mau lagi melakukan perbuatan yaitu  memakan makan langsung dari dalam kuali, karena selain saya dimarahi mama saya, orang lain juga menganggap saya tidak sopan.

Pengkondisian klasik menjelaskan kontrol behavioral atas refleks dan reaksi emosional sederhana, dan kemudian muncul konsep dan pengkondisian operan yang menunjukkan perkembangan perilaku voluntary. Dari contoh yang saya buat, saya yang awalnya merasa jengkel untuk memasak yang akhirnya saya senang karena masakan saya dipuji oleh semua anggota keluarga.

Perspektif Kognitif

Pada perspektif kognitif terdiri dari teori gestalt, teori pemerosesan informasi serta teori dan model motivasional. Teori gestalt berfokus pada peran persepsi dalam memecahkan masalah. Teori pemerosesan informasi merupakan bagaiman cara individu mengambil informasi dari lingkungan, dan kemudian memproses, menyimpan, dan mengambil kembali informasi itu ketika dibutuhkan.  Teori dan model motivasional menjelaskan proses kognitif kompleks, yang dinamakan metakognisi dan pemecahan masalah.

Teori atribusi Weigner yang menjelaskan kalau seseorang sudah puas dengan satu peristiwa sedangkan yang lainnya masih belum puas dan ingin yang lebih lagi. Dari contoh saya, saya merupakan orang yang sudah senang dibelikan kue tar pada saat saya ulang tahun, sedangkan adik saya tidak senang hanya diberikan kue saja tapi harus ada kadonya juga.

  
Perspektif Interaksionis

Kondisi belajar Gagné merupakan perspektif interaksionis yang mengintegrasikan hasil belajar behavioral dengan pemerosesan inforamasi pembelajaran, dan juga bertindak sebagai jembatan antara pengkondisian berpenguat dan teori kognitig.

Imitasi pada mulanya dianggap sebagai peniruan langsung atas perilaku yang diamati. Teori kognitif sosial Bandura menjelaskan fenomena penyesuaian yang tertunda. Dalam contoh, saya juga mengalaminya, yaitu ketidak tahuan saya untuk naik lift menjadi saya tahu itu setelah saya melihat teman saya bagaimana cara dia naik lift.


Perspektif  Perkembangan Interaksionis

Teori perkembangan kognitif Piaget yang menerangkan eksplanasi kontradiktif anak-anak terhadap kejadian-kejadian seperti mengapa beberapa benda mengambang di air. Dan teori kultural-historis Vygotsky mendeskripsikan peran dan simbol cultural dalam mengembangkan proses kognitif yang lebih tinggi, seperti pengorganisasian atensi secara mandiri, persepsi kategoris, pemekiran konseptual, dan memori logis.

Dalam contoh, saya memberikan contoh tentang ketidaktahuan saya antara balon yang bisa terbang dan tidak bisa terbang, tapi setelah saya belajar, ternyata balon yang bisa terbang itu diisi dengan gas nitrogen, sedangkan yang tidak bisa terbang karena hanya diisi gas biasa saja.



Sumber:
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar