I made this widget at MyFlashFetish.com.


Rabu, 19 Desember 2012

Ujian Akhir Semester


Dinamika pada Mata Kuliah Psikologi Belajar


Psikologi belajar merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang saya ambil di semester 5 ini. Dosen yang mengampu mata kuliah ini adalah Bu Dina. Awalnya saya bimbang antara mau mengambil mata kuliah pilihan psikologi belajar atau KWS, tetapi karena jadwal KWS dengan mata kuliah yang lain bersamaan, akhirnya saya mengambil mata kuliah pilihan psikologi belajar. Untuk kelas pertama kali masuk, saya tidak hadir. Padahal hari itu semua kontrak kuliah satu semester ini dikasih tahu. Setelah beberapa hari, komting mata kuliah ini menanyakan kepada saya apakah saya masih mau masuk atau tidak di mata kuliah ini, jika iya, saya juga harus mempunyai satu kelompok dan memilih tokoh-tokoh yang ada pada psikologi belajar untuk menjadi topik tugas minggu ini. Awalnya, saya bingung tugas ini harus saya kerjakan bagaimana, komting pun menjelaskannya pada saya. Untuk tugas pertama sudah selesai dengan kelompok yang baru juga.

Pada hari kedua, saya masuk dan dengan agak bingung, karena tidak tahu kontrak kuliahnya bagaimana, tetapi untungnya, karena banyak teman-teman yang lainnya mengambil mata kuliah ini, akhirnya Bu Dina mengulangi lagi kontrak kuliahnya. Saat kontrak ditampilkan, yang muncul adalah mind map bukan dalam bentuk Ms. Word. Jujur, saya terkejut dan agak bingung juga, tetapi bu Dina mulai menjelaskannya. Akhirnya saya mengerti akan kontrak mata kuliah ini, karena jika kita tidak mengerti, apa yang harus kita kerjakan kedepannya kita tidak akan tahu. Dan tugasnya pun tiap minggu adalah mem-posting topik-topik yang menjadi bahan untuk mata kuliah ini tiap minggunya melalui blog. Sistem yang biasanya dilakukan ini merupakan e-learning. Ini sama juga dengan mata kuliah pilihan lainnya yang diampu oleh Bu Dina. Dan saya juga sudah cukup bisa menggunakan blog. Memang penggunaan blog lebih praktis daripada harus selalu menggunakan hard copy, atau pun persentasi. Hal ini lah yang membuat mata kuliah ini berbeda dengan mata kuliah lainnya.

Tetapi, kontrak kuliah awalnya diganti lagi dengan kontrak kuliah yang baru yang sama-sama disetujui semua anggota kelas mata kuliah ini. Dan ternyata, kontrak kuliah yang baru lebih mengasyikkan daripada kontrak yang awal. Hal ini terjadi pada saat masuk kelas, dengan topik tokoh Skinner, tiba-tiba Bu Dina memberikan kami 3 stimulus yaitu kertas yang satu kertasnya persegi panjang kecil, yang satu sertifikat, dan yang satu lagi kertas HPS. Kami disuruh untuk membuat suatu karya yang kreatif dari tiga stimulus tersebut, dan karya terbaik yang akan mendapatkan hadiah. Hal yang dilakukan ini merupakan salah satu pengaplikasian teorinya Skiner yaitu tentang reinforcement positif dan negatif, tapi pada hal ini, yang diberikan adalah reinforcement positif, dimana karya terbaik nanti yang akan mendapatkan hadiah, dan hadiah inilah yang menjadi penguat positif untuk para mahasiswa agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang terbaik, dan apa yang diharapkan ternyata didapatkan, dengan adanya para mahasiswa yang mendapatkan tiga posisi terbaik dan diberikanlah hadiahnya kepada mereka.

Bukan hanya pada saat pembelajaran saja yang berbeda dimatakuliah ini, tetapi juga pada ujian tengah semesternya juga berbeda dimata kuliah ini. Dimana pada mata kuliah ini mengadakan ujian online, tetapi pada ujian kali ini, kami tiap kelompok disuruh untuk membuat strategi seorang pengajar didalam kelas dengan menggunakan teori salah satu tokoh tertentu. Dalam ujian ini kelompok saya membuat tentang aplikasi teori kondisi belajar Gagné. Kami membuat suatu games yang akan digunakan dalam kelas dengan menggunakan panduan lima variasi belajar Gagné. Hasil dari ujian ini akan dipraktekkan  setelah ujian tengah semester. Tetapi kelompok kami tidak termasuk dari salah satu kelompok yang diminta untuk mempraktekkannya. Saat praktek ini dilakukan, saya merasa cukup bagus kelompok lain untuk mempraktekkannya, tetapi hasil yang diharapkan pada praktek itu tidak didapatkan, karena kelas yang mereka inginkan tidak sesuai dengan keinginan mereka, dan perhatian anggota kelas yang lain juga tidak fokus dengan apa yang mereka praktekkan dan sampaikan. Dengan hal ini kelihatannya Bu Dina sangat kecewa, dan Bu Dina pun menanyakan kepada kami, teori siapakah yang cocok diaplikasikan dengan mata kuliah ini. Kebanyakan yang menjawab dengan teori Skinner, karena kelihatannya kelas pada mata kuliah ini, jika tidak diberikan reinforcement negatif seperti harus diberikan sebuah perintah yang dapat membuat semuanya mau aktif, kalau tidak kelas tidak akan aktif. Ini salah satu contoh yang menjadikan kelas ini seperti pengaplikasian teori Skinner.

Tetapi, ternyata tidak hanya teori Skinner saja yang dilakukan pada mata kuliah ini, teori Gagné juga dilakukan, yaitu pada saat kami melakukan tugas observasi lapangan ke SMK Tritech Informatika Medan. Disini kami melakukan praktek observasi langsung kesekolahnya, dan ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa untuk saya. karena dengan tugas ini saya dapat langsung mengaplikasikan apa yang selama ini saya baca, saya pahami, dan akhirnya saya melihatnya terjadi atau tidakkah hal itu dilingkungan. Hal ini sesuai dengan sembilan tahapan belajar Gagné, dimana pada persiapan belajarnya, itu ada tahap memperhatikan, harapan, dan retrieval, dimana pada tiga tahap ini semua dilakukan dengan membaca buku panduan, mengharapkan apa yang dibaca juga terjadi di dalam kelas dan mengingat kembali apa saja tadi yang dibaca. Pada akuisi dan kinerja itu ada tahap persepsi selektif atas ciri stimulus, penyandian semantik, retrieval dan respon, serta penguatan, hal-hal ini terjadi yaitu pada saat apa yang telah dibaca tadi diringkas kembali dan dituliskan kembali, dan diposting melalui blog. Dan untuk transfer belajar, ada tahap pengambilan petunjuk dan kemampuan generalisasi, hal ini terjadi yaitu pada saat tugas observasi lapangan ke SMK Tritech Informatika Medan ini dilakukan, kita belajar dengan cara baru yaitu observasi langsung, dan membuat hasil observasinya juga. Dan dengan observasi ini apa yang tadi kita harapkan pada materi-materinya ternyata kita dapat juga melihat hasil aplikasinya.

Dengan memasuki mata kuliah ini, saya dapat belajar banyak sekali didalamnya. Yang awalnya saya tidak tahu secara teoritis pengertian belajar itu apa, akhirnya saya tahu. Seperti yang dikemukakan salah satu tokohnya yaitu Robert Gagné, belajar merupakan keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa. (Gagné, 1985).  Dan untuk mata kuliah ini, yang saya rasakan dan saya alami, kalau mata kuliah ini mengaplikasikan lima variasi belajar dari Gagné. Dimana yang pertama ada informasi verbal yaitu dimana dosen pengampu menjelaskan materi yang ada pada tiap minggunya dikelas, dengan hal ini informasi pun didapatkan oleh mahasiswa. Yang kedua yaitu kemampuan intelektual, yaitu mahasiswa dapat mendapatkan informasi yang penting dari apa yang disampaikan dosen. Setelah mereka mendapatkannya mereka juga mencatatnya, ataupun menuliskannya diblog, baik dia dengan bentuk tugas ataupun tidak, ini sesuai dengan variasi ketiga yaitu startegi kognitif, dan untuk keterampilan motoriknya, yaitu mahasiswa ditugaskan untuk melakukan observasi langsung kelapangan dan hasil observasinya diposting diblog daripada dibuat secara hard copy dan dipersentasikan ini sesuai dengan variasi yang terakhir yaitu sikap. Dan pada mata kuliah ini dinamika yang terjadi sangat menarik dan dapat membantu baik dia dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang mengasyikkan disemester ini.

Senin, 10 Desember 2012

Laporan Kunjungan Observasi Sekolah SMK Tritech Informatika Medan


Data Observasi

·         Nama         : Febri Inka Mandasari
NIM          : 101301020

·         Kelas yang diobservasi     : X-10

·         Mata Pelajaran      : Bahasa Inggris
Nama Guru           : Zumiarni

·         Waktu Observasi   : Rabu, 5 Desember 20112
  Pukul 11.45 – 12.15 WIB

·         Jumlah Siswa        : 25 siswa

·         Media Pembelajaran Guru : buku paket, white board,
 dan board marker (hitam dan merah)

·         Media Pembelajaran Siswa : buku tulis, pulpen, dan buku paket

·         Alat Observasi      : kertas, pulpen, dan handphone

·         Situasi Fisik Kelas
Ruangan kelas dengan ukuran 6 x 4 m, dengan pintu masuk yang ada dibelakang siswa. Sebagian dindingnya sudah dinding beton tetapi dinding pembatas dengan ruangan kelas disebelahnya masih terbuat dari triplek. Didalam ruangan ada 13 meja dan 26 kursi untuk siswa, dan 1 meja dan 1 kursi untuk guru. Di dinding depan ada 1 white board, yang diatasnya ada 1 TV LCD 29 inci, 1 AC, 1 jam, dan 1 kipas angin kecil, sedangkan di samoing kiri dan kanannya ada seperti jadwal-jadwal kelas. Di dinding sebelah kanan ada juga 1 kipas angin yang besar. Ruangan kelas cukup gelap sehingga 4 buah lampu dihidupkan. Ruangan juga cukup kotor, karena sukup banyak sampah makanan yang berserakan dilantai.


Analisis Hasil Observasi dengan Teori


Pedoman Observasi

Observasi ini dilakukan dengan pedoman Tabel 5.3 BAB 5 tentang Kondisi Belajar Robert Gagné yang ada di buku Learning and Intruction. Tabel 5.3 ini berisi tentang Ringkasan Sembilan Tahapan Belajar, yaitu untuk persiapan belajarnya ada tahap pertama yang merupakan tahap memerhatikan, dimana saya sebagai observer memperhatikan apa yang akan saya observasi baik itu tempatnya, waktunya, dan observeenya. Tahap yang kedua adalah harapan, dimana saya melihat para siswa yang diharapkan saat belajar itu dapat tenang dan dapat mendengar dan mempehatikan guru dengan baik, tetapi mereka justru menjadi siswa yang ribut dan guru juga cukup kewalahan untuk mengatur situasi tersebut. Untuk tahapan ketiga tentang pengambilan kembali (informasidan/atau keterampilan) untuk dibawa keingatan kerja, walaupun siswa-siswa tersebut ribut tetapi mereka tetap dapat memahami informasi yang penting dari pelaran tersebut.

Untuk akuisi dan kinerja ada tahap keempat yaitu persepsi selektif terhadap ciri stimulus, untuk membuat siswa dapat menyimpan informasi tersebut, guru membantunya dengan mengulang kembali dan mengucapkan dengan keras apa informasi penting tersebut. Pada tahap kelima yaitu pengkodean semantik, guru sering memancing siswanya agar ikut juga mengucapkan informasi-informasi penting tersebut. Kemudian tahap keenam adalah pengambilan kembali dan respon, dengan guru memancing siswanya untuk mengucapkan informasi-informasinya, dia juga menyuruh salah satu siswanya untuk mengucapkannya kembali, dan siswanya juga dapat mengucapkannya walaupun dibantu oleh gurunya. Untuk tahap ke tujuh adalah penguatan. Untuk lebih membuat siswanya memahami tentang informasi tersebut guru memberikan beberapa contoh.

Dan pada transfer belajar ada tahap yang kedelapan yaitu pengambilan petunjuk, dengan berbagai contoh yang dicontohkan guru, siswa dapat memahami informasi yang penting pada pelajaran tersebut. Dan untuk tahap yang terakhir adalah tahap kemampuan generalisasi, yaitu dengan contoh yang diberikan guru, guru juga meminta siswanya membuat contoh lain, dan siswanya mampu membuat contoh dengan informasi yang disampaikan oleh guru. Inilah kesembilan tahapan belajar yang dapat diobservasi pada siswa.

Acuan Observasi

Untuk acuan observasi ini tabel yang digunakan adalah Tabel 5.2 tentang Tinjuan atas Lima Variasi Belajar Gagné.
Kategori Belajar
Kapabilitas
Penampilan
Informasi verbal`
Pengambilan informatika yang tersimpan (fakta, label, diskursus)
Menyatakan atau mengkomunikasikan informasi tersebut dengan berbagai cara
Keterampilan intelektual
Operasi mental yang memungkinkan individu untuk merespon konseptualisasi lingkungan
Berinteraksi dengan lingkungan tersebut dengan menggunakan simbol
Strategi kognitif
Proses kontrol pelaksana yang mengatur pemikiran dan belajar dari pemelajar
Mengelola ingatan, pemikiran, dan pemelajaran seorang secara efidien
Keterampilan motorik
Kapabilitas dan “rencana eksekutif” untuk melakukan sekuensi gerakan fisik
Mendemonstrasikan urutan fisik atau tindakan
Sikap
Prodisposisi ke tindakan positif atau negatif terhadap orang, objek atau peristiwa
Memilih tindakan personel terhadap atau menjauh dari objek, peristiwa, atau orang

Hasil Observasi dengan Tabel 5.2

Siswa mengambil informasi verbal yang diucapkan oleh guru dan dapat memahami dengan baik apa informasi yang diberikan oleh guru. Untuk melihat siswa dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru, guru memberikan siswa kesempatan untuk memberikan contoh, dan dengan contoh yang diberikan siswa guru dapat mengetahui kalau siswanya sudah mengerti.
Untuk siswa, agar mereka dapat mengerti dengan mudah mereka juga ikut mengulangi pengucapan kembali informasi yang diberikan guru, dan juga mencoba memberi contoh yang dapat mereka pahami dengan mudah. Untuk itu juga mereka mencatat apa-apa informasi yang mereka dapatkan.
Tetapi untuk sikap mereka dalam mendapatkan dan memahami informasi itu cukup kurang baik, karena tidak peduli dengan apa yang diusahakan guru untuk menenangkan kelas, siswa tetap tidak mau tenang, mereka tetap ribut. Mereka tidak terlalu mempedulikan usaha guru yang juga dapat membuat mereka lebih cepat untuk memahami pelajaran tersebut. Namun walaupun mereka tetap tidak dapat tenang, mereka dapat menerima informasi tersebut dengan baik.


Komentar

Untuk kelas X-10 di SMA Tritech Informatika ini menurut saya fasilitas kelasnya sudah cukup modern. Untuk para siswa-siswanya juga baik, dan gurunya sangat ramah. Namun kelas ini cukup kotor karena siswa kurang memperhatikan kebersihan kelasnya, dan kelas ini cukup ribut bahkan guru pun udah sering untuk mebuat kelas tenang tetap saja kelas tidak dapat tenang. Namun guru dan siswanya sangat akrab sekali.


Testimoni

Untuk tugas observasi ini saya sangat suka, walaupun saya awalnya gugup saat melakukannya, namun lama kelamaan saya menjadi terbiasa. Saya merasa kagum sekali dengan fasilitas yang ada pada ruangan kelas, dan saya juga merasa senang dapat bertemu dengan guru yang ramah dan siswa-siswa yang baik. Saya senang dengan adanya tugas ini, karena dengan seperti ini saya dapat mengetahui seperti apa sebenarnya jika langsung bertemu dengan apa yang akan kita observasi dilapangan.

Rabu, 14 November 2012

Analisis Permasalahan

"Mengapa mahasiswa psikologi USU yang mengambil mata kuliah psikologi belajar TA 2012/2013 semester ganjil sebahagian besar tidak memberikan tanggapan di grup sehubungan dengan rencana melakukan observasi di lapangan?"

Pada tugas individu kali ini, saya aka menganalisis permasalahan yang sehubungan dengan mahasiswa yang mengambil mata kuliah psikologi belajar yang tidak memberikan tanggapan tentang rencana melakukan observasi dilapangan yang ada di grup facebook psikologi belajar. Saya memohon maaf juga, karena saya adalah salah satu orang yang tidak memberikan tanggapan dengan postingan yang ada di grup. 

Hal ini terjadi pada saya, karena saya melihat pada postingan tersebut juga tidak banyak teman-teman yang memberikan tanggapan, dan tanggapan yang saya ingin berikan juga sudah diberitahukan teman yang lainnya. Sehingga,dengan saya mengikuti perilaku teman-teman yang tidak memberikan tanggapan. Jika saya juga memberikan tanggapan, saya bingung mau memberikan tanggapan apa, dan jika saya berikan, menurut saya belum tentu tanggapan yang saya berikan itu akan mendapatkan respon yang baik, justru mendapatkan respon yang sebaliknya. Dengan respon yang belum tentu saya tahu itu apa, saya takut teman-teman yang lain juga berpikir buruk tentang tanggapan saya. oleh karena itulah saya tidak memberikan tanggapan, lebih baik menurut saya, saya meniru teman-teman yang lain yang tidak memberikan tanggapan, karena mungkin masih ada teman yang lain yang akan memberikan tanggapan.

Dari permasalahan diatas dapat ditinjau dari teori kognitif-sosial Albert Bandura tentang model. Model merupakan serangkaian stimulus yang terorganisasi yang dapat diserap pengamat dan pengamat dapat menjalankannya berdasarkan pokok informasi. Ada 3 hal yang disebabkan oleh model ini, yaitu yang pertama berfungsi sebagai petunjuk untuk meniru perilaku orang lain, dalam kasus ini, saya menirukan perilaku teman-teman saya yang tidak memberikan tanggapan pada postingan yang ada digrup facebook psikologi belajar. Yang kedua, memperkuat atau melemahkan sikap menahan diri untuk melakukan tindakan tertentu, pada kasus diatas, karena saya sudah mempunyai banyak pemikiran-pemikiran negatif tentang respon apa yang akan saya dapatkan jika saya memberikan tanggapan, maka saya lebih memilih untuk tidak memberikan tanggapan pada postingan tersebut sama dengan teman-teman yang lainnya. Dan yang ketiga, menunjukkan pola perilaku baru, dan sayapun akhirnya tidak memberikan tanggapan pada postingan tersebut, karena saya melihat ternyata tidak hanya saya yang tidak memberikan tanggapan tetapi teman-teman yang lainnya juga.

Senin, 29 Oktober 2012

TUGAS MID SEMESTER

Kelompok 12

Anggota kelompok :
Febri Inka Mandasari              10-020
Dea Lovalia Hasibuan              10-074
Mentari Manik                         10-098


TEORI BELAJAR GAGNÉ

Berdasarkan teori lima variasi belajar Gagné , kelompok akan menerapkan konsep berupa Games.

·         Alat dan Bahan :
ü  Seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Belajar
ü  Reward

·         Instruksi :
ü  Kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, yang terdiri maksimal 5 orang.
ü  Kemudian setiap kelompok diminta untuk memikirkan salah satu buah film yang dikeahui oleh semua kelompok dan  menurut kelompok menarik.
ü  Setelah itu, kelompok diminta untuk memikirkan hal  menarik yang ada pada film tersebut.
ü  Kemudian kelompok diminta untuk menceritakan film tersebut tetapi dengan cara memperagakan beberapa hal penting dari film tersebut yang bisa menjadi clue untuk kelompok lain.
ü  Kelompok lain bertugas untuk menebak film yang diperagakan oleh kelompok peraga.
ü  Setelah selesai bermain games, kelas diminta untuk memberikan feedback dan pendapat tentang kegiatan tersebut.

·         Pembahasan :
Dari kegiatan diatas, dapat dijelaskan bagaimana konsep lima variasi belajar menurut Gagné. Dimana terdapat lima tahapan variasi belajar yaitu Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.  

Rabu, 24 Oktober 2012

Review Jurnal Berkaitan Dengan Perspektif Kognitif : Pemerosesan Informasi


Penulis             : Slamet Riyadi
 Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
 JPOK FKIP UNS


1.      PENDAHULUAN

Mempelajari dan mencapai keterampilan gerak adalah suatu bagian penting dalam  kehidupan sehari-hari bagi semua orang dari berbagai usia karena gerak merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh dalam hal ini gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot, memungkinkan manusia melakukan berbagai hal yang menunjang kehidupannya.

Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi  terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Keterampilan gerak yang diperoleh  bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak. Proses penguasaan keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan informasi yang diterima  selama proses pembelajaran oleh peserta didik.  Bagaimana terjadinya pemrosesan informasi, sejak informasi diterima, diolah kemudian ditransformasikan dalam bentuk respon gerak, dapat diandaikan bahwa manusia adalah sebuah pemroses informasi yang sama dengan komputer.

Output dari pemrosesan informasi menghasilkan gerakan, sebagai salah satu bentuk umpan balik sensori dari proses belajar gerak. Agar peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan dalam merespon dan mengantisipasi setiap gerakan dalam pembelajaran gerak, maka pengetahuan mengenai pemrosesan informasi dalam belajar gerak perlu dipahami dengan benar.


2.      PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR GERAK

Pengolahan informasi pada saat melakukan aktivitas  keterampilan telah melalui tiga tahapan, yaitu: masukan (input), pengambilan keputusan dan keluaran (output).
  • Masukan (Input)
        Masukan (Input) merupakan informasi yang diperoleh secara sadar dari lingkungan atau  luar, yang selanjutnya untuk memutuskan tanggapan yang harus dilakukan. Dalam penguasaan keterampilan, masukan ini merupakan tahap bagaimana seseorang mempertimbangkan informasi yang masuk atau dirasakan dari luar untuk  kemudian menginterprestasikan penting atau tidaknya respon tersebut.

  •  Pengambilan Keputusan (Decision Making)
         Kemampuan perseptual dalam pengolahan informasi merupakan penyedia informasi untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu aktivitas fisik. Pengambilan Keputusan merupakan tahapan dimana didalamnya telah terjadi pemrosesan, yaitu: mengenali informasi yang diperoleh, pemrosesan dalam memori, dan mempersepsi masukan untuk menghasilkan suatu keluaran (output) yang dinginkan. Kemampuan pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi faktor keterampilan yang dimiliki seseorang. Kemampuan untuk membuat keputusan dalam pengolahan informasi suatu keterampilan dalam olahraga tergantung dari beberapa hal, yaitu: efisiensi organ dalam melakukan gerak, intensitas stimulus dan kemampuan untuk menginterpretasikan stimulus dengan tepat (kemampuan perseptual).

  • Keluaran (Output)
          Dalam belajar gerak, output merupakan tanggapan seseorang yang ditunjukkan dalam suatu keterampilan setelah dilakukan pemrosesan informasi. Output keterampilan ini nantinya dapat dijadikan dasar atau ukuran dalam pengambilan keputusan, apakah keterampilan yang dilakukan perlu adanya perbaikan atau dilanjutkan pada tingkat keterampilan yang lain. Biasanya keterampilan tersebut dimulai dari yang mudah ke yang lebih sulit. Untuk itu perlu adanya umpan balik (feedback) untuk mengevaluasi keterampilan tersebut


3.      PENUTUP

Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu  proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak secara efektif dan efisien. Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi  terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh  bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak. Proses penguasaan keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan dan pemrosesan informasi yang diterima selama proses pembelajaran oleh peserta didik. Informasi yang diterima selama pembelajaran gerak akan disimpan dalam sistem penyimpanan informasi, yang terdiri dari memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory). Untuk menghasilkan sebuah umpan balik atau respon dari sebuah stimulus (informasi) yang hadir dalam proses belajar gerak, diperlukan beberapa tahap pemrosesan informasi yang meliputi identifikasi stimulus, seleksi respon dan pemrograman respon sebagai aksi. 

Pemberian pengalaman gerak yang luas kepada anak merupakan tindakan yang bijaksana dalam usaha mempengaruhi perkembangan anak. Melalui gerak, pada dasarnya anak sedang mengadakan interaksi dan komunikasi dengan dunia luar dalam usaha melengkapi pengatahuan dan sikapnya. Pengaruh dari proses belajar terhadap ranah kognitif dan afektif bukanlah pengaruh tidak langsung melainkan pengaruh langsung seperti halnya terhadap perkembangan gerak.

Kamis, 11 Oktober 2012

"Pengalaman Belajar di Analisis dengan Teori Skinner"


"Coretanku"

Saat mata kuliah psikologi belajar berlangsung, kami tiba-tiba disuruh untuk menyimpan laptop dan barang lainnya kecuali buku psikologi belajar dan alat tulis. Semuanya menganggap kalau bakan kuis. Tapi ternyata tidak. Setelah itu, kami diberikan stimulus tiga kertas yang ukurannya berbeda-beda, dan salah satunya merupakan sertifikat. Kami diberikan perintah untuk membuat suatu produk dari tiga bahan tersebut, baik dalam bentuk apapun itu, yang kemudian dikaitkan dengan teori Skinner. Kami diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan tugas tersebut. Dan tiga hasil terbaik akan mendapatkan hadiah. Saya bingung untuk membuat apa. Dan akhirnya pikiran sudah buntu, sudah lihat teman-teman yang lain juga sudah setengah jalan. Saya akhirnya hanya membuat coretan-coretan berupa gambar dari ketiga stimulus tersebut.

Kertas pertama yang merupakan kertas sertifikat, saya membuat suatu gambar pemandangan alam yang tidak jelas ceritanya. Ini dia gambarnya:



Kertas kedua yang merupakan kertas karton yang berbentuk persegi panjang saya membuat produk yaitu sebuah pembatas buku, yang bertuliskan psikologi belajar. Ini dia gambarnya:



Dan kertas ketiga, yaitu kertas A4 kosong, saya membuat gambar gaun, yang gambarnya menurut saya cukup bagus, dan gambar ini merupakan karya saya yang pertama tentang gambar gaun. Ini dia gambarnya:




Peristiwa yang terjadi pada saat mata kuliah psikologi belajar ini dapat kita bahas dengan teori Skinner tentang stimulus diskriminatif. Skinner menekankan bahwa pengajaran lebih sekedar memberitahukan sesuatu. Pengaran terjadi ketika respons muncul untuk yang pertama kali dan diperkuat. Dalam peristiwa ini, yang menjadi stimulus diskriminatifnya adalah 3 kertas tadi, yang diharapkan tiga kertas tersebut akan direspon dan menjadi sebuah produk yang merupakan pemikiran sendiri, dan untuk 3 hasil yang paling bagus dari produk-produk yang ada pada kelompok A dan B dalam kelas tersebut akan medapatkan suatu hadiah dan ini merupakan penguat yang diberikan.

Rabu, 10 Oktober 2012

Analisis Pengalaman Pribadi berdasarkan Teori Skinner


Teori Skinner ternyata sudah banyak kita lakukan di kehidupan kita. Bahkan mungkin hal kecil yang kita lakukan bisa saja itu adalah penerapan dari teori Skinner. Misalnya, di rumah, saat saya disuruh mama saya untuk mengerjakan suatu tugas yang saya tidak suka, tapi untuk membuat saya mengerjakan tugas itu, mama membujuk saya dengan lembut sambil menawarkan suatu hadiah yang menurut saya cukupmenarik untuk saya dapatkan, dengan diberikan hadiah seperti itu, saya jadi mau untuk melakukan tugas yang diperintahkan oleh mama saya. Jika kejadian ini dikaitkan dengan  teori Skinner dimana menurutnya agar efektif dalam mengubah suatu perilaku, penguatan harus terjadi secara seketika bersamaan dengan berpenguat, dan terkait langsung dengan perilaku itu sendiri. “Suatu penguat akan sangat kuat apabila ia diikuti dengan segera-optimal di dalam hitungan detik” (Skinner, 1986). Dan dalam kejadian ini yang saya dapatkan adalah penguat yang positif, dan saya juga dapat berperilaku positif.

Pengalaman saya lainnya yang dapat dibahas dengan teori Skinner adalah pengalaman saya ini terjadi waktu saya SMA. Dulu, saya suka sekali pergi sekolah itu setelah bel bunyi, karena sekolah saya ada di sebelah rumah saya. saya selama tiga tahun selalu seperti itu. Dan selalu lolos dari guru-guru yang menjaga di depan pintu gerbang. Tetapi, pada suatu saat, saya kedapatan telat, dan saya langsung dihukum untuk memungut sampah keliling sekolah. Alangkah malunya, ketika seorang guru berkata “wah, rumahmu bagaikan diujung MADINA ya!”. Ternyata perbuatan saya yang datang telat itu akhirnya mendapatkan suatu hukuman, dan hukuman itu membuat saya malu juga. Dan setelah kejadian itu, saya mulai datang dengan cepat, agar saya tidak telat lagi. Jika peristiwa ini saya kaitkan dengan teori Skinner, saya disini mendapatkan penguatan negatif, yang juga dapat mengubah perilaku saya ke perilaku yang positif. Karena saya juga tidak mau untuk mendapatkan suatu hukuman lagi akibat perbuatan yang bisa saya ubah.

Senin, 08 Oktober 2012

Analisis Film 'Kinky Boots'

Anggota Kelompok:

Sinopsis

Charlie Price baru saja mewarisi bisnis sepatu milik ayahnya. Namun, ternyata perkembangan jaman membuat Price Shoes tidak bisa bersaing di pasaran. Charlie tidak pernah bermimpi untuk meneruskan bisnis keluarganya yang turun temurun membuat sepatu. Tapi disanalah akhirnya takdir Charlie ditempatkan. Model dan kreasi baru pun tercipta dari tangan dan kepandaian Charlie. Charlie Price (Joel Edgerton) adalah keturunan pengusaha sepatu dari Northampton. Salah satu kota kecil di Inggris itu memang terkenal dengan masyarakatnya yang bekerja membuat sepatu terutama di daerah Earls Barton. Awalnya Charlie tak pernah berpikiran untuk mengelola usaha yang telah dijalankan turun temurun itu. Namun tak lama berselang Charlie kehilangan ayah tercintanya. Mau tak mau, toko sepatu Price & Sons Shoes' yang selalu membuat sepatu dengan model konservatif itu jatuh ke tangan Chalie. Bisnis keluarga Charlie tak semulus yang ada dalam angannya. Untuk menyelamatkan keluarga dari kebangkrutan, Charlie pun meminta bantuan seorang konsultan. Dengan harapan si konsultan ini bisa memberikan udara segar bagi toko sepatu yang amat kuno itu. Akhirnya bertemulah Charlie dengan Lola (Chiwetel Ejiofor). Lola meminta Charlie untuk membuat terobosan baru dengan menciptakan sepatu khusus pria. Lola menyakinkan Charlie bahwa rencananya ini akan memulai kembali masa kejayaan toko sepatu Price. Ide ini tampaknya sulit diterima oleh hati Charlie. Wajar saja, sejak dulu model sepatu Price tak pernah neko-neko. Charlie pun herus terjebak dengan hatinya sendiri. Namun perubahan akhirnya harus terjadi demi keselamatan bisnis keluarga ini. Tapi lagi-lagi perjalanan Charlie harus dihadang kerikil tajam. Tunangan Charlie yang tamak malah mengambil kesempatan untuk menguasai semua usaha Charlie ini. Lagi, Charlie harus membuat keputusan dan perubahan besar.


Hasil diskusi kelompok mengenai film ‘Kinky Boots’

Berdasarkan Teori skinner
Menurut kelompok kami teori skinner berpengaruh dalam kehidupan Charlie Apa yang anda lakukan jika mengetahui bahwa perusahaan pabrik anda mengalami kebangkrutan? Itu yang terjadi pada diri Charlie. Setelah ditinggal ayahnya , maka dia baru menyadari bahwa pabriknya dalam keadaan sekarat. Keadaan itu membawa reinforcement negatif pada diri Charlie, mau tak mau Charlie harus mencari cara untuk bangkit agar perusahaan yang telah diwarisakan ayahnya tidak bangkrut.
Dengan keadaan yang seperti ini Charlie belajar dan berusaha memperbaiki perusahaannya sehingga merubah Charlie menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Awalnya Charlie mampu bermatormofis, mulai dari orang lemah yang tidak tertarik dengan pabrik sepatu ayahnya, berubah menjadi orang yang selalu berusaha untuk maju, cekatan. Mulai dari orang yang tidak kreatif yang mudah menyerah dengan keadaan.

Berdasarkan Teori Gestalt
Dalam asumsi Gestalt dikatakan bahwa organisasi lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan didalam struktur yang mempengaruhi persepsi individu. Artinya bahwa lingkungan seseorang itu akan mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dan berprilaku serta mempengaruhi persepsi atau pola pikir dari tiap-tiap individu tersebut. Dikaitkan dengan cerita film diatas dimana Charlie bertemu dengan seorang waria bernama lola, dia melihat bahwa pasar sepatu untuk kaum waria itu terbuka lebar, meski awalnya dia tidak menyukainya. Namun akhirnya ,disamping usaha sepatu ayahnya sudah ketinggalan zaman, sehingga membawa perusahaan ayahnya tersebut diujung kebangkrutan. Bertemu nya Charlie dengan lola membawa ide baru dari apa yang dilihatnya dilingkungan waria. Ide baru dan persepsi nya tersebut yang akhirnya kembali membangkitkan usaha ayahnya yang hampir bangkrut .Lola meminta Charlie untuk membuat terobosan baru dengan menciptakan sepatu khusus pria. Ide ini tampaknya sulit diterima oleh hati Charlie. Charlie pun herus terjebak dengan hatinya sendiri. Namun perubahan akhirnya harus terjadi demi keselamatan bisnis keluarganya.