Pedagogi
berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō, dimana pais, genitif, paidos
berarti “anak” dan àgô berarti “memimpin
anak”. Makna pedagogi secara tradisional merupakan suatu studi tentang
bagaimana menjadi guru. Lebih khusus lagi, awalnya kata pedagogi bermakna cara
seorang guru mengajar atau seni mengajar (the
art of teaching). Guru yang efektif senantiasa menggunakan alternatif
strategi pembelajaran, karena tidak ada pendekatan tunggal yang universal untuk
semua bahan ajar dan situasi. Strategi yang berbeda digunakan dengan kombinasi
yang berbeda untuk kelompok siswa yang berbeda, yang diharapkan akan dapat
meningkatkan hasil belajar. Strategi yang lebih cocok untk mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan tertentu berbeda untuk masing-masing siswa dan konteksnya.
Tetapi,
belakangan ini, istilah pedagogi merujuk pada strategi pembelajaran, dengan
titik tekan pada gaya guru dalam mengajar. Memang, hingga kini pedagogi masih dipandang
sebagai konsep yang licin dan samar-samar. Hal ini dikarenakan, kesulitan dalam
mendefenisikan dan memahami pedagogi telah muncul seja awal karena posisinya
sebagai ilmu atau teori pada satu sisi dan seni atau praktik mengajar dan belajar
pada sisi lain. Dalam praktik, implementasi kaidah-kaidah pedagogi berbenturan
dengan upaya mempertahankan kekuasaan atau prestise semu atau karena
pertimbangan yang “dibenarkan” mengingat subsidi guru yang terus menerus atau
alasan nonakademik alinnya.
Dalam
makna modern, istilah pedagogy dalam
Inggris merujuk kepada seluruh konteks dan sumber daya operasi pengajaran dan
pembelajaran yang secara nyata teribat di dalamnya. Pedagogy digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru
berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya.
Pandangan tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau
mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan diakletis
yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni
(Salvatori, 1996). Melihat pedagogi dari dua perspektif ini nampaknya yang
paling ideal. Kalaupun kita mengakui bahwa pedagogi sebagai ilmu pengetahuan
dan terdefenisi secara spesifik, tentu defenisi itu juga akan menggamit dimensi
seni, teori, dan praktik mengajar dan belajar. Kesemuanya seseungguhnya
memiliki fokus yang sama.
Beberapa
definisi yang berkaitan dengan pedagogi:
a. Pengajaran
(teaching), yaitu teknik dan metode
kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi,
dan memfasilitasi pengembagan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilain formatif dan
sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan
meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. Defenisi ini menempatkan guru
pada posisi sentral.
b. Belajar
(learning), yaitu proses siswa
mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kristis, kerja
samatim, keterampilan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalana waktu
kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi
dan pemahaman yang mendalam mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri,
metakognisi kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi
baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar
seumur hidup.
c. Hubungan
mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat
pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa
bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada
siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
d. Hubungan
mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan
usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal
dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave,
1978).
Pedagogi
yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung
keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas,
lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapannya pada
semua pembelajaran. Praktik pedagogis yang efektif mempromosikan kesejahteraan
siswa, guru, dan komunitas sekolah. Juga, meningkatkan kepercayaannsiswa dan
guru, memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah, serta membangun kepercayaan
masyarakat atas kualitas belajar dan mengajar di sekolah.
Daftar
Pustaka : Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar