I made this widget at MyFlashFetish.com.


Minggu, 13 April 2014

Pedagogi Tradisional dan Modern

Pedagogi berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō, dimana pais, genitif, paidos berarti “anak” dan àgô berarti “memimpin anak”. Makna pedagogi secara tradisional merupakan suatu studi tentang bagaimana menjadi guru. Lebih khusus lagi, awalnya kata pedagogi bermakna cara seorang guru mengajar atau seni mengajar (the art of teaching). Guru yang efektif senantiasa menggunakan alternatif strategi pembelajaran, karena tidak ada pendekatan tunggal yang universal untuk semua bahan ajar dan situasi. Strategi yang berbeda digunakan dengan kombinasi yang berbeda untuk kelompok siswa yang berbeda, yang diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar. Strategi yang lebih cocok untk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan tertentu berbeda untuk masing-masing siswa dan konteksnya.
Tetapi, belakangan ini, istilah pedagogi merujuk pada strategi pembelajaran, dengan titik tekan pada gaya guru dalam mengajar.  Memang, hingga kini pedagogi masih dipandang sebagai konsep yang licin dan samar-samar. Hal ini dikarenakan, kesulitan dalam mendefenisikan dan memahami pedagogi telah muncul seja awal karena posisinya sebagai ilmu atau teori pada satu sisi dan seni atau praktik mengajar dan belajar pada sisi lain. Dalam praktik, implementasi kaidah-kaidah pedagogi berbenturan dengan upaya mempertahankan kekuasaan atau prestise semu atau karena pertimbangan yang “dibenarkan” mengingat subsidi guru yang terus menerus atau alasan nonakademik alinnya.
Dalam makna modern, istilah pedagogy dalam Inggris merujuk kepada seluruh konteks dan sumber daya operasi pengajaran dan pembelajaran yang secara nyata teribat di dalamnya. Pedagogy digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya. Pandangan tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan diakletis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996). Melihat pedagogi dari dua perspektif ini nampaknya yang paling ideal. Kalaupun kita mengakui bahwa pedagogi sebagai ilmu pengetahuan dan terdefenisi secara spesifik, tentu defenisi itu juga akan menggamit dimensi seni, teori, dan praktik mengajar dan belajar. Kesemuanya seseungguhnya memiliki fokus yang sama.
Beberapa definisi yang berkaitan dengan pedagogi:
a.       Pengajaran (teaching), yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembagan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilain formatif dan sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. Defenisi ini menempatkan guru pada posisi sentral.
b.      Belajar (learning), yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kristis, kerja samatim, keterampilan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalana waktu kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi dan pemahaman yang mendalam mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri, metakognisi kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar seumur hidup.
c.       Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat pedagogi, misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
d.      Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu, sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan  dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave, 1978).
Pedagogi yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapannya pada semua pembelajaran. Praktik pedagogis yang efektif mempromosikan kesejahteraan siswa, guru, dan komunitas sekolah. Juga, meningkatkan kepercayaannsiswa dan guru, memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah, serta membangun kepercayaan masyarakat atas kualitas belajar dan mengajar di sekolah.


Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar